SOLOPOS.COM - Penggemudi ojek online, Wiryo, 53, bergegas menuju kedai setelah menerima order dari customer di Selter Supomo, Solo, Jumat (3/4).

Solopos.com, SOLO — Wiryo, 53, seroang rider atau pengendara ojek online (ojol) melaju cepat menuju Tirtamaya Residence, Gentan, Baki Sukoharjo, untuk mengantarkan sejumlah plastik berisi makanan pesanan, Jumat (4/3/2020) saat matahari terik.

Saat tiba di lokasi pengiriman, ia mendapati uang senilai Rp250.000 berada di meja belakang pagar rumah. Pengguna aplikasi meminta makanan diletakkan di samping lembaran uang dan meminta Wiryo mengambil uang tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Ini kembalian Rp25.000 ya?" tanya si pengendara ojek online kepada pengguna aplikasi. Namun, pengguna aplikasi berbaik hati, tidak menerima uang kembalian tersebut. Wiryo bergegas melanjutkan pekerjaan menunggu pesanan di Selter Supomo, Solo.

"Banyak pengguna aplikasi yang meminta pesanan makanan di gantung di pintu. Barusan tidak mau menerima uang kembalian," kata Wiryo saat berjumpa dengan Solopos.com di Selter Supomo, Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Tetap Kerja Meski KLB Corona

Wabah virus corona membuat banyak orang melakukan pembatasan sosial. Sebagian warga berusaha menahan diri untuk keluar rumah supaya tidak terpapar Covid-19. Namun, bagi pekerja lepas seperti Wiryo harus selalau bekerja ke lapangan untuk menafkahi keluarga.

Rasa takut kerap menghampiri bapak satu anak tersebut ketika mengingat sedang melakukan pemesanan makanan dari pengguna aplikasi di salah satu warung geprek di Jl. Adi Sucipto baru-baru ini. Ia bertemu sejumlah orang yang tengah menikmati hidangan makanan.

Ia merasa syak hati ketika mendengar kabar viral seorang orang dalam pemantauan (ODP) mengunjungi tempat keramaian. Ia merasa pernah bertemu orang tersebut saat di salah satu warung geprek.

"Rasa takut ketika customer order enggak terang-terangan kalau ODP, PDP [Pasien Dalam Pengawasan] atau enggak. Ternyata customer ODP kan takut. Seperti yang pernah saya jumpai di warung geprek. Saya sudah konfirmasi ke pramusaji setelah mendengar kabar viral," katanya.

Waryo melindungi diri saat pandemi virus corona dengan memastikan masker medis selalu menempel di wajahnya. Air mineral 1,5 liter, sabun cair, dan pakaian ganti di dalam tas siap digunakan.

Pengemudi ojek online lainnya, Eko Joko Tugimin, 48, menunggu pesanan selama tiga jam sebelum Solopos.com memesan tiga nasi padang. Ia mengeluhkan pendapatan yang turun sampai 50% saat wabah corona.

“Akun saya untuk Go-Food. Enggak tahu orang-orang di rumah pada makan apa. Mungkin masak sendiri makanan seadaanya,” katanya kepada Solopos.com di Balai Kota Solo.

Ia mengaku waswas dengan pandemi Covid-19. Tetapi sebagai tulang punggung keluarga, ia harus menafkahi istri dan tiga orang anaknya. Perusahaan digital sebagai mitranya memiliki protokol selama wabah virus corona.

Saat Solopos.com memesan makanan, terdapat pilihan untuk menggantungkan makanan di pagar atau pintu, dan menaruh di lobi. Fitur tersebut bermanfaat untuk mengurangi risiko penularan virus kepada pengguna aplikasi atau mitra.

"Selama KLB [Kejadian Luar Biasa virus corona] baru dua kali yang meminta dicentelin ke pagar. Waktu itu pesan tuna. Orangnya ambil makanan saat szaya pergi," kata Eko.

Gojek melalui laman resmi Gojek.com kerap mengunggah artikel yang mendukung gerakan #Dirumahaja sejak Januari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya