SOLOPOS.COM - Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Utara Mardianah. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Ibu-ibu peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah harus mengikuti rangkaian kegiatan yang padat sejak pagi sampai malam, Jumat-Minggu (18-20/11/2022). Mereka juga harus berjalan kaki beberapa kilometer. Meskipun begitu mereka bergembira.

Seperti yang dilakukan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Utara Mardianah yang berangkat dari Kalimantan Utara menuju Solo dengan jarak tempuh sekitar 2.300 kilometer. Ada sebanyak 90 orang rombongannya. Mereka berkumpul di Surabaya sebelum berangkat bersama ke Solo dengan bus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berbeda dengan penggembira yang tidak memiliki hak suara serta tidak mengikuti rangkaian sidang, peserta muktamar khususnya PWA harus mengikuti Tanwir Pra Muktamar, Jumat (18/12/2022).

Beberapa sidang pada tanwir memutuskan agenda muktamar dan 39 nama calon anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah periode 2022 sampai 2027.

Selanjutnya, mereka harus mengikuti pembukaan muktamar di Stadion Manahan, Sabtu pagi. Mereka harus tiba paling lambat 06.30 WIB. Jutaan orang penggembira dari seluruh wilayah Indonesia serta warga Muhammadiyah dari luar negeri memadati Kota Solo.

Baca Juga: Haedar Nashir Dorong Islam Jadi Agama Damai Melalui Islam Berkemajuan

Kondisi itu membuat Mardianah beserta rombongan harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk sampai ke tribun Stadion Manahan. Maklum, bus yang disediakan panitia muktamar bagi PWA Kalimantan Utara tidak bisa merapat ke kawasan Manahan saking banyaknya orang.

Perjuangan ibu-ibu tak hanya itu, Mardianah dibuat kesal dengan petugas keamanan setelah antre lama memasuki pintu stadion. Petugas keamanan melarang Mardianah membawa tas sementara petugas keamanan tidak mau diamanahi dititipi tas.

“Ke depan panitia lebih memperhatikan ya artinya ada komitmen tidak bawa tas masuk.  Atau ada alat khusus seperti muktamar di Makassar. Ini tidak boleh bawa tas masuk dan tidak mau diamanahi dititip tas,” kata dia.

Setelah Presiden Jokowi memberikan arahan serta membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah. Para peserta langsung melakukan sidang muktamar.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Puji Pidato Ketum PP Aisyiyah di Penutupan Muktamar Muhammadiyah

Muktamirin Aisyiyah melakukan sidang di GOR Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo sampai pukul 22.15 WIB.

Sebanyak 1.914 ibu dari berbagai wilayah Indonesia itu menentukan calon anggota PP Aisyiyah dengan sistem formatur. Tujuh nama dipilih sebelum tujuh nama itu menggenapi anggota PP Aisyiyah menjadi 13 orang.

Muktamar Aisyiyah berlanjut Minggu (20/11/2022) pukul 08.00 WIB sampai terpilih 13 anggota PP Aisyiyah.

Salmah Orbayinah terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Periode 2022 sampai 2027 dan Tri Hastuti Nur Rochimah ditetapkan sebagai Sekretaris Umum PP Aisyiyah periode 2022 hingga 2027.

Sidang berlangsung sampai sekitar 14.30 WIB. Namun, para peserta harus bergegas meninggalkan lokasi untuk bersiap mengikuti penutupan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS sampai larut malam. Mereka mengantre naik bus ke penginapan.

Baca Juga: Profil Ketum Baru PP Aisyiyah Salmah Orbayinah, Ternyata Lulusan S3 Farmasi UGM

Meskipun Mardianah serta seribuan ibu-ibu bermuktamar dengan jadwal padat, menguras energi, dan pikiran untuk membahas isu strategis serta anggota PP Aisyiyah.  Mereka akhirnya bersyukur dan senang bisa bermuktamar.

Mardianah mengatakan jadwal yang padat harus dilakukan persiapan sebelum mengikuti muktamar supaya kondisi kesehatan tetap fit untuk mengikuti semua sidang sampai penutupan muktamar. Beberapa upaya yang dia lakukan dengan meminum vitamin serta madu.

“Muktamar ini alhamdulilah sangat luar biasa, kami memang sudah menunggu jauh-jauh hari, kangen berat, tertunda dua tahun [akibat pandemi Covid-19] menjadi tujuh tahun. Kami bisa melakukan muktamar dengan luring dan daring. Jadi tanggal 6 sudah dimulai pembahasan laporan pimpinan wilayah dan pusat kami menanggapi, menerima, lalu kami ada usulan,” kata Mardianah.

“Sampai di sini luar biasa sekali, kangen berat tujuh tahun baru ketemu, baru melaksanakan di sini lagi. Kami merasa puas dengan sistem baru e-voting ya alhamdulilah plong hati menerima hasil musyawarah ini,” papar dia.

Baca Juga: Penggembira asal Medan Meninggal saat Ikuti Muktamar Muhammadiyah di Solo

Menurut dia, sidang pada muktamar-muktamar sebelumnya terjadi perdebatan yang sengit. Namun, mungkin karena rasa rindu untuk bertemu pada Muktamar di Kota Solo semua langsung legawa dan tidak ada permasalahan berarti dalam sidang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan bersama istrinya Siti Atiqoh jogging sebelum berangkat ke lokasi pembukaan muktamar di Stadion Manahan. Kondisi jalanan dan kawasan Manahan dipadati penggembira muktamar. Dia mengklaim setidaknya ada satu juta orang.



“Saya melihat wajah-wajah ceria bahkan di pinggir jalan rombongan dari mana-mana,” kata dia.

Dia mengatakan meskipun sebagian besar para penggembira tidak bisa masuk Stadion Manahan, Ganjar melihat wajah para penggembira ceria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya