SOLOPOS.COM - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Surakarta membantu Sanggar Bhineka menggelar bimbingan belajar bagi anak yatim corona di Jalan Veteran No.9, Kutorejo, Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo Kamis (11/8/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO– Perintis Sanggar Bhineka, Agus Widanarko, memberikan bimbingan belajar (bimbel) yang diikuti anak yatim, yatim piatu, dan anak dengan orang tua utuh pada Kamis (11/8/2022) di eks gedung Dinas Pemuda, Olahraga, Periwisata dan Kebudayaan Jl. Veteran Nomor 9, Kutorejo, Jetis, Kecamatan Sukoharjo.

Acara tersebut dicetuskan Danar, sapaan akrab Agus Widanarko, sebagai bentuk apresiasi pada anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena Covid-19. Rencananya Danar menyelenggarakan bimbingan belajar tiap pekan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebenarnya ada 20-an anak, namun yang hadir pada pertemuan pertama sekitar 13 anak,” lanjut Danar.

Danar miliki ide menggabungkan anak-anak yatim corona dengan anak-anak yang miliki orang tua utuh agar bersosialisasi.

“Agar mereka merasakan kebahagiaan bersama-sama. Jadi ada anak yatim corona dan anak- anak warga sekitar agar menikmati bimbingan belajar gratis di Sanggar Bhineka,” kata Danar.

Untuk pengajar bimbingan, Danar mengaku telah bekerja sama dengan mahasiswa magang dari berbagai universitas.

Tempat kami dipakai magang mahasiswa, kami ikutsertakan untuk mengajar anak-anak. Kami telah bekerja sama dengan universitas yang menyelenggarakan magang sejak 5 tahun lalu. Sehingga Maret hingga Agustus voulenteer berganti-ganti,”

“Jika ada kekosongan pengajar sekitar 3 bulan akan diajar oleh para sukarelawan dari komunitas anak anak pelajar yang hobi membantu mengajar les dan relawan anak-anak relawan musik yang bisa mengajar,” lanjut Danar.

Bimbingan belajar Sanggar Bhineka diikuti anak-anak mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga anak Sekolah Dasar (SD) umur 10 tahun.

Danar mengatakan untuk anak PAUD diikutkan kelas mendongeng. Mereka akan diberikan dongeng langsung oleh Danar. Selain itu juga diajarkan surat-surat pendek bagi anak muslim dan doa-doa khusus anak nasrani.

Danar mengatakan penyelenggaraan bimbingan belajar dan kelas mendongeng si Sanggar Bhineka merupakan bentuk trauma healing agar anak-anak yatim corona dapat melupakan trauma.

“Tahun ini mereka kali pertama mengikuti 17-an tanpa orang tua lengkap. Tahun pertama masuk sekolah tanpa orang tua lengkap, tahun pertama pulang sekolah, mengerjakan PR tanpa orang tua. Jika di sini bisa bertemu kakak kakak untuk membantu mengerjakan PR,” kata Danar.

Ia menjelaskan di sanggar mereka akan mendapatkan hak pendidikan dari bimbingan belajar serta hak keceriaan dari bernyanyi bersama dan mendongeng.

“Panti anak corona belum ada. Mereka masih di rumah masing-masing, mungkin di tempat kakek nenek yang yatim piatu. Hampir separuh anak-anak yang ikut bimbingan belajar adalah yatim piatu karena corona,” ucap Danar.

Penyelenggaraan bimbingan belajar dan mendongeng merupakan acara lanjutan dari Super Hero Anak Isolasi Mandiri (Super Isoman).

“Dulu sampai 110 anak isolasi mandiri [isoman]. Dulu saya bersama tim menghibur anak door to door,” ungkap Danar.

Seorang sukarelawan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Solo prodi Psikologi semester tujuh yang sedang melaksanakan magang, Siti Nur Ani, mengaku senang dapat membantu anak-anak belajar.

“Perasan saya waktu kali pertama ada bimbingan belajar gratis yang diadakan sanggar bhineka senang karena bisa bertemu anak-anak yatim corona. Senang bisa membantu mereka. Awalnya ragu karena sebelumnya jarang bisa interaksi sama anak-anak, setelah tahu anak-anak ramai-ramai datang ikut senang juga,” kata Siti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya