SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA – Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menggelar pengobatan gratis di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dalam rangkaian perayaan Waisak 2013, dengan sasaran lebih dari 10.000 orang yang tidak mampu.

Wakil Ketua Panitia Bakti Sosial Waisak 2013 Walubi Biksu Tadisa Mahastavira dalam rilis, Senin, menyebutkan kegiatan tahunan itu sebagai ke-14 kalinya diadakan oleh Walubi, di pelataran Candi Borobudur, untuk menyambut perayaan Waisak 2557 BE yang jatuh pada 25 Mei 2013.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Walubi adalah organisasi agama Buddha terbesar di Indonesia, yang dipimpin oleh Siti Hartati Murdaya. Organisasi itu dikenal secara giat melakukan pengobatan gratis untuk masyarakat miskin. Walubi juga dikenal sering bakti sosial, membantu korban bencana alam, seperti tsunami Aceh pada 2004 dan daerah lain yang dilanda banjir serta gempa bumi.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan pengobatan gratis di Borobudur itu akan dilaksanakan pada 22-23 Mei 2013 dengan melibatkan sedikitnya 160 dokter umum dan spesialis, 250 paramedis, analis laboratorium, dan apoteker, serta lebih dari 600 relawan. Pihaknya akan memberikan layanan pengobatan gratis untuk berbagai penyakit, seperti pengobatan umum dan spesialis, poli gigi untuk cabut dan tambal gigi, poli mata dan operasi katarak, operasi benjolan kulit dan bedah minor, serta operasi bibir sumbing.

Dia menjelaskan bakti sosial Walubi dimulai sejak 1996, sedangkan pengobatan gratis di Candi Borobudur dimulai sejak 1999. Walubi juga telah melaksanakan pengobatan gratis di berbagai daerah di Indonesia, seperti Pulau Morotai, Yogyakarta, Padang, Banda Aceh, Tasikmalaya, Madura, Banjarmasin, Malang, Lampung, Kupang, Lombok, dan Samarinda.

Hingga saat ini, Walubi telah menggelar pengobatan gratis di berbagai daerah tersebut dengan jumlah warga tidak mampu mencapai lebih dari 334 orang. “Pada kegiatan di Borobudur kali ini dipastikan Walubi akan melayani pasien yang ke-340.000, sebab seperti tahun-tahun sebelumnya bakti sosial pengobatan gratis kali ini akan dipadati oleh lebih 10 ribu orang,” katanya.

Biksu Tadisa menjelaskan bakti sosial oleh Walubi sebagai wujud cinta kasih atau “metta karuna”, sebagaimana diajarkan oleh Buddha, yakni untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak mampu, sehingga beban hidup mereka berkurang. “Jadi ini murni perwujudan cinta kasih sesama manusia. Oleh sebab itu, kegiatan ini murni bersifat kemanusiaan, dan terlepas dari kepentingan agama, ras, suku, maupun kepentingan politik,” katanya.

Ia menjelaskan para dokter, paramedis, dan relawan yang terlibat dalam kegiatan itu berasal dari berbagai latar-belakang agama dan keyakinan, dan tidak hanya berasal dari mereka yang beragama Buddha. Kegiatan itu, menjadi tempat berkumpul banyak orang yang ingin berbuat baik dengan memberikan kasih kepada sesama. Pengobatan gratis itu, rencananya didukung oleh 160 dokter yang antara lain terdiri atas 40 dokter residen mata dan dokter spesialis mata, 28 dokter residen bedah dan spesialis bedah, 32 dokter gigi, tiga dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter umum.

Biasanya, katanya, sejak pukul 06.00 WIB, masyarakat telah antre untuk mendapatkan nomor urut, padahal layanan baru dibuka pada pukul 08.30. Tidak jarang, katanya, pasien dengan nomor urut terakhir baru dapat dilayani pada pukul 21.00 WIB, atau bahkan baru dapat dilayani pada hari berikutnya. Dia menjelaskan para dokter dan relawan biasanya bekerja tanpa henti selama hampir 12 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya