SOLOPOS.COM - Dr. Musdalifah, SpP (kiri) memberikan paparan tentang tuberkulosis (TB) dalam talkshow Yes We Can End TB dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia, di halaman RSUD Karanganyar, Selasa (21/3/2023). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar menggelar talkshow tuberkulosis (TB) bertajuk Yes We Can End TB dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia. Kegiatan yang digelar di halaman RS setempat, Selasa (21/3/2023) ini diikuti karyawan rumah sakit, pasien TB, dan masyarakat umum.

Talk show menghadirkan pembicara dr. Musdalifah, SpP dengan moderator dr. Maria Reciana, Sp.P. Dalam kesempatan itu, Musdalifah mengajak masyarakat agar mengubah pandangan bahwa TB bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi harus tetap waspadai.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Masyarakat harus punya pandangan yang benar terhadap TB. TB bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi harus kita waspadai. Artinya, kalau kena TB tidak apa-apa asalkan berobat sampai sembuh. Asalkan tidak berkomplikasi kepada organ tubuh atau menyebar ke mana-mana, bisa diobati sampai sembuh,” ujarnya.

“Masyarakat harus tahu tujuan pengobatan adalah memberikan kesembuhan, mencegah komplikasi atau terserangnya anggota tubuh yang lain, dan meningkatkan produktivitas kerja. Yang terakhir adalah memutuskan mata rantai penularan. Maka pengobatan menjadi tanggung jawab semua,” imbuhnya.

RSUD Karanganyar Gelar Talkshow TB
RSUD Karanganyar menggelar talkshow mengenai TB dengan menghadirkan dr. Musdalifah, sebagai narasumber, di halaman RS, Selasa (21/3/2023). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Yang menjadi pekerjaan rumah (PR) sekarang adalah adanya ketidakjujuran masyarakat atas gejala TB dan belum mau memeriksakan diri. Meski demikian, menurutnya masalah itu sekarang sudah jauh berkurang dengan adanya kader-kader kesehatan di puskesmas yang selalu berupaya menemukan pasien.

“Jadi kalau ada yang mengalami gejala seperti TB, petugas akan mengajak mereka untuk periksa dahak. Setelah kasusnya ketemu, PR selanjutnya adalah mengajak mereka untuk berobat sampai sembuh. Ini butuh maintenance, karena pengobatannya minimal 6 bulan,” kata Musdalifah.

Ketika pasien sudah diobati, tantangan berikutnya adalah menuntaskan pengobatan itu sendiri. Khususnya di akhir-akhir masa pengobatan. Sebab obatnya tinggal sedikit dan gejalanya sudah mulai hilang, sehingga merasa sudah sembuh, padahal pengobatan harus tetap tuntas.

“Butuh PMO atau pengawas menelan obat. Dialah yang memastikan pasien benar-benar menelan obatnya,” kata dia.

Direktur RSUD Karanganyar, Dwi Rusharyati, mengatakan momen peringatan Hari TB sedunia pada 24 Maret dimanfaatkan untuk menyosialisasikan tentang penyakit TB dan pengobatannya. Salah satunya melalui talkshow ini.

Pihaknya berharap melalui kegiatan ini masyarakat dapat memahami TB dan selanjutnya mau memberikan dukungan. “Karena untuk penanganan TB ini kan tidak hanya tugas pemerintah. Tetapi, masyarakat juga harus ikut serta. Sehingga kalau mereka paham, mereka bisa memberikan dukungan. Terutama bagaimana penyakit TB ini bisa sedini mungkin ditemukan, kemudian kita obati sampai tuntas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya