SOLOPOS.COM - Siswa SMPN 2 Kedawung memeringati Hari Bumi dengan menanam pohon di lingkungan sekolah setempat, Kamis (22/4/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Mentari mulai menyengat kulit saat sejumlah siswa SMPN 2 Kedawung Sragen keluar dari kelas. Mereka mengenakan slempang bertuliskan sekolah adiwiyata. Sambil menenteng spanduk bertuliskan Hijaukan Bumi, mereka menuju lapangan yang berada di samping sekolah.

Mereka juga membawa angkong berisi belasan bibit pohon ketapang mini. Sebelum menanam pohon, mereka menyampaikan orasi untuk mengampanyekan penghijauan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Sapi di Lumajang Kerap Jadi Sasaran Pencuri, Polisi: Pasangi GPS

Ekspedisi Mudik 2024

“Banyak sekali hutan ditebang dijadikan permukiman. Kalau tidak segera ditindaklanjuti, maka akan datang berbagai macam bencana seperti banjir, longsor dan bencana lain. Oleh karena itu, mari lakukan penghijauan. Satu pohon sejuta manfaat,” ujar Siti Fatimah, salah seorang siswi SMPN 2 Kedawung dalam orasinya, Kamis (22/4/2021).

Kegiatan penanaman pohon itu dilaksanakan untuk memeringati Hari Bumi yang tepat jatuh pada 22 April. Kegiatan itu diselenggarakan di sela-sela siswa menghadapi ujian sekolah, tepatnya saat mereka beristirahat. Mereka tidak ingin Hari Bumi lewat begitu saja tanpa ada kegiatan untuk mengampanyekan penghijauan.

“Harapan kami, penanaman pohon bisa lebih digalakkan. Pohon akan mengurangi polusi dan membuat lingkungan terasa lebih sejuk,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Hari Bumi

Kepala SMPN 2 Kedawung Sragen, Sulistyadewi, mengatakan peringatan Hari Bumi 2021 bertema restore our earth atau pulihkan bumi kita. Menurutnya, bumi harus diselamatkan karena prilaku buruk manusia mulai dari menggunduli hutan, menggunakan pestisida berlebihan, pencemaran limbah, menciptakan polusi di udara dan lain-lain.

“Cara yang paling sederhana untuk menyelamatkan bumi ialah penghijauan atau menanam pohon. Kami juga sudah mengajak siswa untuk mengurangi penggunaan sepeda motor saat berangkat sekolah. Mereka kami sarankan berangkat sekolah dengan naik sepeda onthel,” ujar Sulistyadewi.

Baca Juga: Lagi, Pemkot Madiun Perpanjang PPKM Skala Mikro Hingga 3 Mei

Sejak diberlakukan zonasi, kebanyakan siswa SMPN 2 Kedawung merupakan warga sekitar. Rata-rata mereka berasal dari Desa Bendungan dan Desa Wonokerso Kedawung. Dengan begitu, sekolah masih bisa dijangkau siswa dengan mengendarai sepeda angin atau onthel.

Selain mengurangi polusi udara, penggunaan sepeda angin menuju sekolah juga bermanfaat untuk menjaga kebugaran siswa. “Para siswa kami ajak untuk mencintai bumi. Lakukan segala kegiatan yang menyehatkan bumi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya