SOLOPOS.COM - Siswa SDN Kadipiro Nomor 144 Solo berdoa di sekitar makam pejuang veteran di TPU Bonoloyo, Solo, Senin (23/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti)

Siswa SDN Kadipiro Nomor 144 Solo berdoa di sekitar makam pejuang veteran di TPU Bonoloyo, Solo, Senin (23/7/2012). (JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti)

Rombongan siswa berseragam merah putih berjalan beriringan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo, Solo, Senin (23/7/2012). Salah satu diantara mereka membawa tongkat yang dipasang bendera merah putih. Mereka adalah siswa kelas V SDN Kadipiro Nomor 144 Solo.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Sebelum memasuki areal makam, salah seorang guru SDN Kadipiro, Lucia Sriwaskitaningsih, memohon izin kepada penjaga makam, Sukamto, agar para siswa diperkenankan memasuki areal makam untuk mendoakan beberapa pahlawan yang dimakamkan di TPU Bonoloyo. Sukamto pun mengizinkan dengan harapan para siswa mampu meneladani sosok pahlawan yang gigih berjuang.

Setelah diizinkan, rombongan siswa berjalan menuju salah satu makam yang letaknya dekat dengan pintu masuk TPU Bonoloyo. Di atas makam itu, terdapat tongkat bertanda bendera merah putih. Di nisan tertulis nama Sukatmo, lahir 5 Desember 1918, wafat Selasa Legi, 14 September 1993.

Lucia kemudian meminta para siswa yang mengelilingi makam itu, berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Suasana hening pun tercipta beberapa saat. Selanjutnya, beberapa siswa menaburkan bunga di atas makam tersebut.

Salah satunya Raka Bobby R. Siswa yang sedang berpuasa itu mengungkapkan ia melafalkan Alquran Surat Al Fatihah ketika diminta berdoa. Ia berharap arwah para pejuang diterima di sisi-Nya dan diterima segala amal perbuatannya. Seusai berdoa dan menabur bunga di makam pejuang bernama Sukatmo itu, rombongan siswa berpindah ke beberapa makam lainnya yang juga diberi tanda tongkat yang ada bendera merah putihnya.

Salah seorang siswa lainnya, Ndaru Riyadi, 10, terlihat membawa kaos berwarna putih. Kaos itu tidak dipakai, tapi digunakan untuk mengelap nisan makam yang mereka kunjungi. “Kaos ini untuk mengelap nisan sebagai tanda hormat kami kepada pahlawan,” ujarnya.

Siswa yang bercita-cita menjadi pemain timnas sepakbola ini bertekad meneladani nilai-nilai kepahlawanan. “Saya ingin seperti mereka yang berjuang untuk negara,” ujarnya.

Lucia mengungkapkan siswa diajak ke makam dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, 23 Juli. Harapannya siswa mampu meneladani sifat pahlawan dan memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.

Penjaga TPU Bonoloyo, Sukamto, mengungkapkan di TPU Bonoloyo ada beberapa makam pahlawan. Dahulunya kemungkinan mereka tidak mau dimakamkan di makam pahlawan atau atas permintaan keluarga dimakamkan di TPU Bonoloyo. “Jumlahnya sekitar 10 orang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya