SOLOPOS.COM - Sebagian siswa terlihat duduk-duduk di antara temannya saat mengikuti upacara Hari Pramuka ke-53 di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, Kamis (14/8/2014).(JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRIKomandan Kodim 0728/Wonogiri, Letkol (Inf) Mirza Eka Junaedi meminta anggota pramuka Wonogiri tegar dan tidak manja saat mengikuti upacara bendera. Dirinya tak rela jika Merah Putih yang ada di baju para pelajar diabaikan. Merah putih diraih dengan pengorbanan jiwa dan raga sehingga generasi penerus wajib menjaganya.

Penegasan Dandim disampaikan sebelum meninggalkan mimbar usai menjadi Irup Upacara Hari Pramuka ke-53 di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, Kamis (14/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Upacara bendera hanya berlangsung satu jam. Merah putih yang ada di baju seragam pelajar menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaganya. Saya tidak rela Merah Putih diabaikan. Jadi ikuti upacara bendera dengan sungguh-sungguh. Generasi penerus mestinya lebih semangat karena NKRI harga mati,” tandas Dandim.

Pernyataan Dandim disampaikan setelah melihat beberapa peserta upacara duduk-duduk di antara rekannya saat dibacakan sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adyaksa Dault oleh Dandim.

Hadir pada upacara itu, pimpinan Muspida Wonogiri dan pengurus pramuka Wonogiri. usai upacara, Dandim, Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, Kajari Wonogiri Dwi Setyo Budi Utomo, Sekda Wonogiri, Suharno dan Kepala Disdik Wonogiri, Siswanto bergantian menyematkan lencana penghargaan dan tanda penghargaan kepada 30 penerima.

Ke-30 penerima itu terdiri atas penerima lencana melati, lencana dahrmabakti, lencana pancawarna dan tanda Pramuka Garuda kepada 12 pelajar SMPN 1 Wonogiri. Adyaksa Dault dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dandim menegaskan, sikap tegas dan disiplin anggota pramuka masih relevan dengan perkembangan jaman.

“Ada dua masalah besar yang dihadapi kaum muda, yaitu masalah sosial dan masalah kebangsaan. Masalah sosial meliputi penggunaan Napza dan obat terlareang, hubungan seksual pranikah dan aborsi yang disebabkan pergaulan bebas. Juga perkelahian, tawuran dan kekerasan serta kriminalitas remaja,” tandasnya.

Masalah kebangsaan yang dihadapi kaum muda, ujarnya, meliputi rendahnya solidaritas sosial, rendahnya semangat kebangsaan, rendahnya semangat bela negara dan rendahnya semangat persatuan dan kesatuan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya