SOLOPOS.COM - Bupati Madiun, Ahmad Dawami, bersama seluruh pejabat Forkopimda Kabupaten Madiun berfoto bersama seusai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kamis (1/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis (1/10/2020) pagi WIB.

Upacara yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Oktober ini dihadiri dengan peserta terbatas. Hal ini mengingat kondisi masih pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Usai mengikuti prosesi upacara, sejumlah pejabat di Forkopimda Kabupaten Madiun mengelilingi kawasan Monumen Kresek. Monumen ini menjadi bukti bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) telah melakukan pembantaian dan pemberontakan di Madiun.

Dalang Kerusuhan Mertodranan Solo Tertangkap, Perannya Menyurvei dan Menghasut Massa

Di monumen ini juga ada patung yang menggambarkan kekejaman anggota PKI saat akan memenggal kepala salah satu tokoh ulama di Madiun. Ada juga relief kekejaman PKI saat melakukan pembantaian.

Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan upacara Hari Kesaktian Pancasila memang sengaja diselenggarakan di Monumen Kresek. Monumen ini merupakan tempat bersejarah yang ada di Kabupaten Madiun.

“Karena di lokasi ini, PKI berhasil dipukul mundur. Hingga akhirnya lari ke Ponorogo. Pada saat itu, kita dinyatakan menang dari PKI,” kata bupati.

Kabar Gembira! Tambahan 1 Juta Ton Pupuk Bersubsidi Segera Meluncur

Sebelum peristiwa tersebut, pada tanggal 18 September 1948 di wilayah Madiun diproklamasikan beridirinya Negara Republik Soviet Indonesia. Setelah deklarasi itu, muncul perlawanan dari masyarakat Madiun beserta para tokoh dari unsur TNI dan Polri selama 12 hari.

Pukul Mundur PKI

Hingga akhirnya tanggal 1 Oktober berhasil memukul mundur PKI. Atas kekejaman PKI tersebut, bupati meminta supaya masyarakat dan generasi muda tidak melupakan hal itu dan menjadikannya sebagai pelajaran.

“Banyak para pejuang yang wafat karena keganasan PKI. Tidak boleh sejarah ini diotak-atik. Artinya, itu yang terjadi sebenarnya,” jelas Dawami.

Pengunggah Kolase Ma'ruf Amin-Kakek Sugiono Ketua MUI di Tanjungbalai, Begini Tanggapan Istana Wapres

Dia menegaskan selama ini masyarakat Madiun hanya mendapatkan stigma buruk dari pemberontakan PKI. Padahal yang terjadi sebenarnya, Madiun menjadi korban atas keganasan PKI.

“Madiun hanya menjadi tempat saja. Justru masyarakat Madiun itu yang pertama kali melawan PKI,” tegas Bupati Dawami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya