SOLOPOS.COM - Febri Hapsari (JIBI/dok)

Peringatan Hari Kartini digelar di Rumah Batik Danar Hadi, Solo.

Solopos.com, SOLO – Citra seorang perempuan tidak bisa diperoleh hanya dengan menekuni atau melaksanakan banyak kegiatan. Pegiat Perempuan asal Solo, R.Ay. Febri Hapsari Dipokusumo, menganjurkan perempuan melaksanakan kegiatan bukan karena asal untuk mencari kesibukan. Menurut dia, perempuan mesti pandai mengatur atau menata kegiatan secara berkualitas. Semua sepakat, menurut Febri, manusia berkualitas adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kita [perempuan] berkegiatan bukan sekadar mencari kesibukan. Kalau saya, kuncinya satu, jangan sampai hanya nafas yang berembus dan jantung yang berdetak. Hidup perempuan harus memiliki tatanan,” kata Febri saat menjadi pembicara dalam talk show membahas tema Citra Perempuan Indonesia di Rumah Batik Danar Hadi, Solo, Kamis (21/4/2016).

Febri menyampaikan perkembangan zaman menuntut perempuan harus bisa “kekinian”. Menurut dia, kini banyak perempuan yang begelut dengan berbagai profesi dan pekerjaan. Meski demikian, Febri mendorong perempuan agar tidak meninggalkan kodrat. Dia menyebut, perempuan yang telah berkeluarga harus pandai mengelola suami dan anak-anak.

“Misalnya, jangan sampai ketika suami dan anak ke meja makan, tidak ada makanan yang tersaji. Saya jujur tidak memasak sendiri, tidak menyapu dan mengepel sendiri. Ada pembantu. Tapi, namanya pembantu kan hanya membantu. Prinsip saya, jangan meninggalkan rumah sebelum rumah rapi atau beres,” jelas Febri.

Febri menyarankan agar perempuan jangan keluar rumah saat masih dalam keadaan yang tidak siap. Tidak menutup kemungkinan, menurut dia, kaum perempuan perlu juga berdandan. Bukan untuk terlihat cantik, perempuan berdandan hingga tampil menarik untuk menghargai orang lain. Namun, Febri menyinggung, perempuan tidak perlu berlebihdan dalam berdandan.

“Kalau ibu datang ke mantenan, jangan lebih heboh ketimbang mantennya. Izinkan yang punya rumah lebih menonjol. Branding suami ada pada istri. Eman-eman kalau suaminya ngono [tampil menarik], tapi istrinya aduh [tidak tampil menarik]. Silakan ibu-ibu menyempatkan diri masuk toilet untuk memperbaiki dulu riasnya,” jelas Febri.

Febri menegaskan citra perempuan bukan hanya soal tampilan luar atau dari busana, tapi juga perlu memperhatikan kecantikan dari dalam. Febri menyebut, banyak orang religius tapi tidak spiritual. Maka dari itu, lanjut dia, setiap kali menjalankan aktivitas perlu menyertai dengan berdoa.

“Saya paling pantang, jangan tempatkan anak atau suami menjadi asalan atau pembenaran perempuan untuk mambangun citra. Perempuan juga tidak boleh meningglkan etika. Hal itu penting agar lebih mudah dalam manjalin pergaulan dengan orang lain,” papar Febri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya