SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI—Peringatan Hari Kesaktian Pancasila (Hapsak) di Wonogiri digelar sederhana dengan menggelar upacara bendera di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, Sabtu (1/10).

Upacara melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari pelajar, PNS, anggota TNI dan Polri dengan inspektur upacara (Irup) Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tidak ada sambutan saat digelar upacara tersebut. Namun demikian pelaksanaan upacara berlangsung lancar walau ada beberapa pelajar yang tidak kuat berdiri mengikuti upacara tersebut.

Agus Supriyanti, salah seorang warga Bulusulur, Wonogiri dan Budi, warga Wonoboyo, Wonogiri mengaku heran terhadap tingkat pemahaman siswa pada hari-hari besar nasional.

Agus bercerita, Jumat (30/9), dirinya ditanya anaknya yang masih berusia sekolah dasar. “Kenapa Bapak mengibarkan bendera setengah tiang, ada apa? Kami terangkan, pada 30 September merupakan hari berkabung nasional karena tujuh pahlawan revolusi dibunuh oleh pasukan G 30 S/PKI.

Ketujuh pahlawan itu akhirnya bisa dievakuasi dari lubang buaya esok harinya sehingga pada 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Artinya, Pencasila tidak bisa diganti dengan ideologi apapun termasuk komunis,” terangnya.

Agus dan Budi berharap, saat hari libur nasional para pendidik mengingatkan akan arti hari libur tersebut. “Sangat disayangkan jika generasi bangsa sudah tidak tahu soal sejarah bangsa,” tandas Budi. (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya