SOLOPOS.COM - Jenazah Gilang Endi S, mahasiswa UNS Solo yang meninggal saat diklat Menwa, dibawa untuk dimakamkan di di RT 002/RW005 Dukuh Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Senin (25/10/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SEMARANG – Polisi menemukan adanya pendarahan di bagian otak Gilang Endi Saputra, mahasiswa yang meninggal saat mengikuti Diklat Menwa, Minggu (24/10/2021). Sementara hingga Selasa (26/10/2021), polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan berujung kematian di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. M. Iqbal Alqudusy, memastikan mahasiswa semester 3  Program Studi (Prodi) Keselamatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) itu meninggal akibat tindak kekerasan. Terutama karena pemukulan di kepala.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Korban meninggal diduga akibat terjadi penyumbatan di bagian otak,” tegas Iqbal mewakili Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dalam rilisnya, Selasa.

Baca Juga: Terkuak! Mahasiswa UNS Peserta Diklat Menwa Terima Pukulan di Kepala

Pernyataan ini dipertegas oleh hasil autopsi terhadap jenazah pria 21 tahun itu oleh Kabid Dokes Polda Jateng, Kombes Pol. Sumy Hastry Pyrwanti. Sumy menyebutkan mahasiswa asal Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar itu mendapat tindak kekerasan.

“Untuk beberapa titik [kekerasan] saya belum bisa sebutkan,” ujar Iqbal.

Menurut Iqbal, hasil autopsi akan disampaikan kurang dari sepekan. Pihaknya akan menyampaikan secara resmi hasil autopsi tersebut. “Hasilnya keluar kurang dari sepekan,” tuturnya.

Sementara itu, pemeriksaan terus digeber penyidik kepolisian. Selain panitia dan peserta Diklat Menwa, pemeriksaan juga dilakukan pada sejumlah pihak kampus UNS Solo.

Baca Juga: 18 Saksi Diperiksa Terkait Meninggalnya Mahasiswa UNS Solo, Siapa Saja?

Berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, diklat itu dimulai pada Sabtu (23/10/2021) pagi dengan serangkatan kegiatan penyambutan, tradisi, upacara pembukaan, dan lainnya. Diklat hari pertama berlangsung hingga pukul 23.00 WIB.

“Hingga kegiatan malam hari pukul 23.00 WIB, korban sudah mengeluh sakit kepada rekan-rekannya maupun panitia. Keterangan ini kami dalami apakah setelah mengeluh sakit itu yang berlangsung dipersilakan istirahat,” jelas Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Selasa.

Minggu paginya, kegiatan dimulai sesuai rencana dan Gilang tetap mengikuti kegiatan itu. Pukul 10.00 WIB-12.00 WIB, peserta yang berjumlah 12 orang mengikuti kegiatan luar, yakni rappelling di Jembatan Jurug.

Baca Juga: Buntut Meninggalnya Gilang, UNS Solo Evaluasi Total Semua Kegiatan UKM

Saat kegiatan itu, Gilang juga sempat mengeluh sakit dan sempat diberi pertolongan oleh tim kesehatan lapangan. Mahasiswa itu kemudian dibawa ke Sekretariat Menwa UNS Solo dan sempat pingsan beberapa kali dan diberi pertolongan.

Hingga pukul 21.50 WIB, kondisi Gilang ternyata tidak juga membaik sehingga panitia kemudian membawa Gilang ke RSUD dr Moewardi Solo. Namun sayang, nyawa Gilang tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 22.02 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya