SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, UNGARAN — Kasus kelainan penglihatan (refraksi) mata pada kalangan anak muda di Indonesia, termasuk Jawa Tengah cukup tinggi.

Seksi Penanggulangan Buta Katarak Persatuan Dokter Spesialis Mata (Perdami) Jateng, dr. Wisnu Syadasih, Sp.M. mengatakan sekitar 6,6 juta anak usia 5 tahun-19 tahun di Indonesia menderita refraksi mata.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

”Dari jumlah kasus sebanyak itu, sekitar 80 persen tidak tertangani karena faktor ekonomi penderita tidak mampu,” katanya kepada wartawan di sela pemeriksaan mata gratis anak sekolah dasar (SD) Gogik, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (19/10/2013).

Pemeriksaan mata gratis yang digelar PT. Sidomuncul bekerjasama dengan Perdami Jateng diikuti sekitar 225 siswa SD Gogik.

Lebih lanjut, dr Wisnu Syadasih menyatakan penyebab refraksi mata bisa karena faktor keturunan dan gaya hidup yang salah, seperti membaca buku sambil tiduran, menonton TV terlalu dekat, membaca dengan penerangan redup.

”Paling banyak memang karena gaya hidup yang salah,” tandasnya.

Bila tidak segera dilakukan penanganan sejak dini penderita refraksi mata bisa mengalami kebutaan.

”Refraksi mata bisa ditangani dengan menggunakan bantuan kaca mata bagi penderita,” imbuhnya.

Dia menambahkan kasus kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa.

”Kasus kebutaan di Indonesia nomor satu se-Asia yang rata-rata 0,7 persen dari jumlah penduduk,” ungkapnya.

Wakil Bupati Semarang, Wanardi yang hadir dalam acara itu memberikan apresiasi kepada PT Sidomuncul yang melakukan pemeriksaan mata gratis terhadap siswa SD.

“Berharap kegiatan ini bisa berlangsung secara rutin, terutama kepada siswa SD di daerah pinggiran yang eknomi masyarakatkan rendah,” harap dia.

Sementara, Presiden Direktur Sidomuncul, Irwan Hidayat, menyatakan melalui pemeriksaan mata sejak dini terhadap anak-anak SD bisa terdeteksi kalau ada gangguan refraksi mata dan bisa segera ditangani.

“Kami juga memberikan bantuan kaca mata kepada anak yang positif mengalami refraksi mata, supaya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,” papar dia.

Sidomuncul sejak Maret 2013 telah mengadakan pemeriksaan mata gratis terhadap 1.100 siswa di SD Karangmalang, Gunungpati dan SD Bina Putra Karangangayu, Kota Semarang, SD Diwak Bergas, SD Plumutan Bancak, dan SD Gogik, Kabupaten Semarang.

Selain pemeriksaan mata gratis bagi siswa SD, Sidomuncul juga melakukan bakti sosial operasi katarak gratis. Sejak 2011 sampai Oktober 2013 telah mengoperasi sebanyak 30.095 orang penderita katarak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya