SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Yus Mei Sawitri/JIBI/SOLOPOS)

Perikanan Kulonprogo untuk tambak lele tengah seret.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, mengimbau pembudidaya ikan lele menunda panen dan menahan sementara untuk tidak menjual lele di tengah anjoknya harga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala DKPP Kulonprogo, Sudarna, Minggu (25/10/2015), mengakui permintaan terhadap ikan lele sangat rendah sehingga perpengaruh terhadap harga.

“Kami mengimbau kepada pembudidaya, bahwa lele yang sekarang siap panen dilakukan tunda jual dengan pemberian porsi pakan yang dikurangi hingga nanti daya beli mayarakat kembali pulih,” kata Sudarna.

Ia juga menyarakankan supaya pembudi daya lele melakukan diversifikasi olahan dari bahan baku lele dengan asosiasi para pengolah dan pemasar hasil perikanan.

“Kami sudah memberikan pelatihan kepada masyarakat melakukan diversifikasi olahan dari bahan baku lele. Kami mengimbau supaya pembudi daya menjalin kemitraan,” katanya.

Terkait harapan pembudi daya lele supaya pemkab, dalam hal ini DKPP supaya mengeluarkan surat rekomendasi kepada bank untuk pemberian keringanan pembayaran angsuran bulan, dirinya akan melakukan kajian terlebih dahulu. Selain itu, hingga saat ini, pihaknya belum mendapat proposal dari kelompok pembudi daya ikan (pokdakan).

“Sampai saat inu, kami belum ada permintaan dari siapa pun dari pembudi daya ikan. Kalau nantinya ada, kami juga perlu kajian mendalam sebagai dasar mengambil keputusan tentang perlu tidaknya pemberian rekomendasi,” kata Sudarna.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Pembudi Daya Ikan (Pokdakan) Lele Trunojoyo Wates, Wagiran mengatakan dirinya dan pembudi daya lele mengalami kesulitan menjual lele dalam beberapa bulan terakhir karena menurunnya daya beli masyarakat.

Ia mengatakan harga jual kele di tingkat pembudi daya sebesar Rp17.500 per kg, tapi sekarang turun menjadi Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg. Meski harga lele turun, permintaan justru menurun, bahkan tidak ada yang beli.

“Kami harus menanggung kerugian yang cukup besar. Harga pakan lele sangat mahal, dan lele yang besar tidak bisa terjual. Kami harus menanggung biaya pakan hingga lele lalu dijual,” kata dia.

Selain itu, ia mengatakan pembudi daya lele Kulonprogo tidak bisa mengembalikan atau membayar angsuran ke bank. Selama ini, pembudi daya lele meminjam modal ke bank.

“Kami tidak bisa membayar angsuran ke bank. Kami berharap, Pemkab Kulonprogo membuat kebijakan khusus untuk membantu mengatasi masalah ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya