SOLOPOS.COM - Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo membuat kolam untuk membudidaya ikan dengan sistem central drain di halaman kantor setempat, Senin (6/2/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo mencoba mengembangkan budi daya ikan dengan sistem central drain

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo mencoba mengembangkan budi daya ikan dengan sistem central drain. Hal itu diharapkan menjadi media edukasi bagi masyarakat yang tertarik menjajal usaha di bidang perikanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo, Sudarna mengatakan, central drain merupakan saluran khusus yang memanfaatkan gravitasi untuk mengumpulkan endapan sisa pakan maupun kotoran ikan di dasar kolam.

Endapan itu bakal dikeluarkan ketika saluran pembuangan dibuka. “Kita dengan mudah akan membuang zat-zat yang tidak diperlukan dan berbahaya bagi proses budi daya ikan,” ujar Sudarna, Senin (6/2/2017).

Sistem central drain dalam budi daya ikan sebenarnya bukan hal baru. Sudarna mengatakan, sudah banyak pembudi daya ikan yang menggunakannya di Kulonprogo.

Meski begitu, dia berharap sistem tersebut bisa semakin dikenal masyarakat, mengingat manfaatnya yang diyakini mampu meningkatkan hasil produksi.

Sudarna memaparkan, kepadatan tebar bibit pada kolam yang menggunakan sistem central drain bisa mencapai 150-200 ekor per meter kubik.

Angka itu jauh lebih banyak dibanding kolam biasa yang umumnya sekitar 25-50 ekor. Menurutnya, ikan tidak mengalami gangguan pertumbuhan karena didukung kondisi air kolam yang selalu berkualitas baik.

“Endapan yang berbahaya itu dibuang setiap hari setidaknya dua kali sehingga air kolam tetap bersih. Produktivitas budi daya itu pada dasarnya bakal tinggi kalau diberi lingkungan yang baik,” kata Sudarna.

Sudarna lalu mengaku sedang menyiapkan tiga kolam untuk menerapkan sistem central drain. Dua diantaranya merupakan kolam bundar dengan diameter dua meter, sedangkan satu lainnya berbentuk persegi dengan panjang sisi enam meter. Mereka akan mencoba membudidayakan ikan jenis gurame.

“Kami mencoba memberi contoh. Masyarakat yang tertarik bisa datang dan melihat langsung. Kami juga selalu terbuka untuk layanan konsultasi,” ucap dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Trunojoyo Wates, Wagiran menyatakan sudah menerapkan sistem central drain.

Dia melakukan uji coba dengan menebarkan benih gurame sebanyak 7.500 ekor di kolam selebar delapan meter dan panjang 16 meter. Hasil produksi diharapkan bisa mencapai empat ton. “Kepadatannya 65 ekor per meter kubik dengan masa pemeliharaan sekitar 15 bulan,” ungkap Wagiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya