SOLOPOS.COM - Ilustrasi kolam lele. (Youtube.com)

Perikanan Kudus didukung kesuksesannya oleh para petambak lele yang telah dikawal pakar penyakit ikan.

Semarangpos.com, KUDUS — Pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) kini mendapat pendampingan pakar penyakit ikan untuk mengatasi permasalahan yang sering dihadapi petambak saat pergantian musim maupun cuaca ekstrem.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

“Kami sering kesulitan mencari penyelesaian ketika terjadi cuaca ekstrem seperti sekarang maupun adanya pergantian musim, karena tiba-tiba ikan mati tanpa sebab,” kata Fariq, ketua Pembudidaya Ikan Lele Remaja Asri di Kecamatan Gebog, Kudus, Selasa (30/8/2016).

Oleh karena itu, kata dia, adanya tawaran pendampingan dengan menghadirkan pakar penyakit ikan dari perusahaan pakan ikan yang berkantor di Semarang, sejumlah petambak lele di Kecamatan Gebog yang tergabung dalam beberapa gabungan kelompok petambak menyetujui kerja sama tersebut. Apalagi, lanjut dia, petambak juga bisa berkonsultasi via telepon.

Rencananya, kata dia, dalam periode tertentu akan digelar pertemuan rutin dengan menghadirkan pakar penyakit ikan yang disediakan oleh perusahaan pakan ikan tersebut. Pertemuan pertama yang digelar Kamis (25/8), kata dia, memang menambah pengetahuan, terutama soal langkah antisipatif saat terjadi cuaca ekstrem atau pergantian musim. Para petambak lele di Kudus, lanjut dia, bahkan diminta memperhatikan derajat keasaman (Ph) air tambak karena pertemuan awal tersebut juga membahas soal kualitas air.

Hadir pada pertemuan tersebut, lanjut dia, berasal dari kelompok budi daya ikan Remaja Asri dari Desa Jurang, Gelis Makmur dan Mekar Jaya dari Desa Gondosari. Kekhawatiran peternak ikan lele selama ini, kata dia, terkait dengan cuaca ekstrem serta perubahan cuaca yang bisa mengakibatkan ikan lele mati dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat.

Dengan adanya tenaga ahli dalam penanganan penyakit yang sering dihadapi petambak ikan lele tersebut, dia berharap, kerugian petambak akibat serangan penyakit atau faktor lain yang bisa mengakibatkan kerugian bisa ditekan, sehingga produktivitiasnya semakin meningkat. Jumlah kelompok petambak ikan lele di Kecamatan Gebog, lanjut dia, mencapai enam kelompok dengan jumlah anggota bervariasi.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, tingkat produksi ikan air tawar di Kudus selama 2015 sebanyak 2.067,46 ton. Dari ribuan ton ikan yang dihasilkan tersebut, didominasi produksi ikan lele yang mencapai 1.168,94 ton atau 56,54 persen dari total produksi.

Nilai transaksi para petambak lele di Kudus, untuk produksi ikan lele saja mencapai Rp19,87 miliar, sedangkan produksi ikan nila selama 2015 sebanyak 243,31 ton, disusul ikan bandeng sebanyak 229,48 ton dan ikan mas sebanyak 200,2 ton. Daerah penghasil ikan lele terbesar, yakni dari Desa Gondosari, Jurang, dan Jekulo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya