Solopos.com, KLATEN – Jumlah tenaga penyuluh perikanan di Jawa Tengah (Jateng) tak mampu mengimbangi pertumbuhan kelompok tani pembudidaya ikan. Saat ini, Jateng hanya memiliki 293 penyuluh PNS yang membawahi 5.758 kelompok tani.
“Dengan kondisi sekarang, satu penyuluh harus membawahi 18 hingga 19 kelompok tani. Padahal idealnya satu desa satu penyuluh,” ujar Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Jateng, Sugeng Riyanto, saat ditemui Promosi
796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran
Ia tak menampik kerja penyuluh perikanan cukup berat lantaran keterbatasan personel. Hal itu belum ditambah minimnya tunjangan bagi penyuluh perikanan.
Kondisi kurang ideal tersebut juga merambah Klaten. Kabupaten yang memiliki kawasan minapolitan di tiga kecamatan (Tulung, Polanharjo, Karanganom) ini hanya memiliki 15 penyuluh perikanan PNS. Padahal, potensi budidaya ikan yang tersebar di kawasan minapolitan sangat besar. Tahun 2012, Desa Ponggok dan Desa Nganjat, Polanharjo, mampu memproduksi enam ton nila per 100 meter persegi per musim. Bupati Klaten, Sunarna, mengakui jumlah penyuluh perikanan di Kota Bersinar masih kurang ideal. Namun, pihaknya telah berupaya menutup kekurangan tersebut dengan mengangkat dua penyuluh perikanan tenaga kontrak (PPTK) dan 23 penyuluh swadaya. “Penyuluh mandiri [swadaya] itu tak perlu diperdebatkan pendidikan formalnya. Kadang masyarakat mikir masak lulusan SD bisa jadi penyuluh. Jangan salah, kesuksesan penyuluh bukan dari pendidikannya, tapi pengalaman dan keinginan mau belajar,” ujarnya.