SOLOPOS.COM - Perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan memberi sertifikat penghargaan kepada penyuluh berprestasi dalam acara Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Kelautan dan Perikanan (Gempita) Regional II di Desa Nganjat, Polanharjo, Klaten, Jumat (22/8/2014). (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Jumlah tenaga penyuluh perikanan di Jawa Tengah (Jateng) tak mampu mengimbangi pertumbuhan kelompok tani pembudidaya ikan. Saat ini, Jateng hanya memiliki 293 penyuluh PNS yang membawahi 5.758 kelompok tani.

“Dengan kondisi sekarang, satu penyuluh harus membawahi 18 hingga 19 kelompok tani. Padahal idealnya satu desa satu penyuluh,” ujar Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Jateng, Sugeng Riyanto, saat ditemui seusai acara Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Kelautan dan Perikanan (Gempita) Regional II di Desa Nganjat, Polanharjo, Klaten, Jumat (22/8/2014).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Ia tak menampik kerja penyuluh perikanan cukup berat lantaran keterbatasan personel. Hal itu belum ditambah minimnya tunjangan bagi penyuluh perikanan.

Kondisi kurang ideal tersebut juga merambah Klaten. Kabupaten yang memiliki kawasan minapolitan di tiga kecamatan (Tulung, Polanharjo, Karanganom) ini hanya memiliki 15 penyuluh perikanan PNS.

Padahal, potensi budidaya ikan yang tersebar di kawasan minapolitan sangat besar. Tahun 2012, Desa Ponggok dan Desa Nganjat, Polanharjo, mampu memproduksi enam ton nila per 100 meter persegi per musim.

Bupati Klaten, Sunarna, mengakui jumlah penyuluh perikanan di Kota Bersinar masih kurang ideal. Namun, pihaknya telah berupaya menutup kekurangan tersebut dengan mengangkat dua penyuluh perikanan tenaga kontrak (PPTK) dan 23 penyuluh swadaya.

“Penyuluh mandiri [swadaya] itu tak perlu diperdebatkan pendidikan formalnya. Kadang masyarakat mikir masak lulusan SD bisa jadi penyuluh. Jangan salah, kesuksesan penyuluh bukan dari pendidikannya, tapi pengalaman dan keinginan mau belajar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya