Perikanan Gunungkidul tengah dibanjiri ikan teri.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sudah empat hari terakhir Pantai Wediombo ‘banjir teri’. Masyarakat yang berduyun-duyun menangkapi teri, diimbau agar tidak lengah.
Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas
Koordinator Search And Rescue (SAR) wilayah I pantai Wediombo, Sunu Handoko pada Kamis (13/8/2015) menjelaskan bahwa ratusan orang memasuki kawasan pantai untuk menangkapi teri dengan menggunakan berbagai macam alat seperti tutup nasi, kelambu, jala, karung. mcm alat spt, tutup nasi, slambu, jala, karung goni.
“Tiap malam ratusan karung terangkat naik, SAR hanya bisa mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati, jangan sampai terlena. Karena banyaknya teri sehingga sampai tidak taju gelombang besar datang,” paparnya.
Sementara ini, lanjutnya, kondisi masih aman terkenali. Meski demikian, ramainya masyarakat yang menangkapi teri hanya terjadi pada malam hari. Saat ini jumlah teri yang bisa ditangkap lebih sedikit dibanding Rabu malam.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Agus Priyanto mengungkapkan bahwa nama ‘ikan teri’ sendiri merupakan bukan nama jenis ikan seperti yang akrab ada di telinga para nelayan Gunungkidul. Di sisi lain, munculnya teri bukan sebuah siklus yang terjadi di Wediombo.
Agus menyebutkan sejumlah nama ikan yang kerap dipanen nelayan Gunungkidul antara lain tongkol, kerapu, cakalang, tuna, gurita dan lain-lain.
“Sepertinya ‘teri’ tadi masuk kategori jenis ikan lainnya. Kemunculannya di Wediombo, saya pikir insidental,” urainya.
Ia juga tidak dapat memastikan apakah teri menjadi hasil produk laut khas yang bisa didapatkan di Pantai Wediombo.