SOLOPOS.COM - Keramba ikan di Waduk Kedungombo. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Perikanan Boyolali, puluhan ribu ikan milik nelayan di Waduk Kedungombo mati sejak tiga hari terakhir.

Solopos.com, BOYOLALI–Puluhan ribu ikan berjenis nila, emas, dan patin, milik nelayan di keramba Waduk Kedungombo (WKO) diketahui mati sejak tiga hari terakhir. Matinya ikan-ikan tersebut diduga kuat karena pengaruh cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang nelayan asal Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Budi Siswanto, mengatakan lokasi yang paling banyak ditemukan ikan mati berada di WKO sisi timur, yakni wilayah Desa Ngasinan, Sumberlawang, Sragen. Wilayah ini berbatasan dengan Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali.

Matinya ikan-ikan tersebut, kata Budi, karena pengaruh angin darat yang berembus kencang selama beberapa hari terakhir. “Yang jelas karena perubahan cuaca akhir-akhir ini. Angin darat berembus dan mengangkat lumpur-lumpur hingga keruh. Sementara kalau malam hari, udara cukup dingin,” ujar Budi saat dihubungi Solopos.com, Kamis (4/8/2016).

Kondisi cuaca yang kurang bersahabat itulah yang membuat ikan terserang jamur, lemas, dan akhirnya mati. Setidaknya dalam tiga hari terakhir ini, kata dia, ikan-ikan di karamba WKO ditemukan mati terapung.

“Karena kekurangan oksigen, air keruh, ikan-ikan akhirnya lemas dan mati. Jumlahnya puluhan ribu,” paparnya.

Di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, kata Budi, rata-rata ikan belum sampai mati. Namun, nelayan sudah menyiapkan langkah antisipasi yakni membikin oksigen buatan dengan jalan menyalakan mesin pompa air untuk menciptakan sirkulasi air. “Kalau hari ini, angin tak bertiup ada kemungkinan ikan emas akan lemas. Karena, kotoran-kotoran di WKO tak bisa terangkat angin,” paparnya.

Musibah ini, lanjut Budi, juga terjadi pada beberapa tahun lalu. Faktor pemicunya juga sama, yakni cuaca ekstrem, di mana siang hari udara terasa terik, namun malam hari sangat dingin.

Kaur Umum Desa Wonoharjo, Pujiyanti, menambahkan ikan-ikan yang mati paling banyak berada di Ngasinan, Sumberlawang, Sragen. Namun, kata dia, biasanya merembet ke karamba lainnya.

“Kami tahunya saat ke WKO melihat ribuan ikan-ikan seperti nila, patin, mati terapung. Saya langsung cek ikan-ikan di Desa Wonoharjo, Alhamdulillah belum mati,” ujarnya seraya berharap musibah ikan mati tak merembet ke petani Kemusu.

Saat ini, jumlah nelayan di Desa Wonoharjo, Kemusu, tak kurang 100 orang. Jumlah karamba para nelayan mencapai seribuan lebih unit dengan luas karamba rata-rata 6 meter x 6 meter. “Kami semua terus terang waswas. Namun, kami berharap musibah ikan mati ini tak meluas,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya