SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Perhotelan Jogja belum diiringi dengan sertifikasi kompetensi.

Harianjogja.com, SLEMAN — Anggota Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Komisi Sertifikasi Hendra Pribadi mengungkapkan, komitmen akan kompetensi di DIY belum terlihat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kompetensi merupakan hal yang sudah tidak bisa ditawar lagi. MEA sudah bergerak dengan standar sertifikasi ASEAN dan sudah berlangsung sejak 31 Desember 2015. Pergerakan yang baik ditunjukkan di sektor pariwisata.

“Kegiatan sertifikasi di Indonesia sampai saat ini ada 1,6 juta profesi pariwisata yang sudah disertifikasi. Namun, dari jumlah tersebut belum ada yang setara dengan level ASEAN,” ujar dia.

BNSP mengupayakan sertifikasi setara ASEAN pada tahun lalu sebanyak 600 orang. Jumlah itu pun masih kalah dari Filipina yang sudah memiliki 6.000 orang bersertifikasi setara ASEAN per awal 2016. Ia menyebutkan, suasana kompetensi di DIY belum tampak.

Director of Operations (DOP) Grand Tjokro Hotels Indonesia Asteria T Hesty mendukung adanya sertifikasi ini.

“Dengan sertifikasi, kita bisa menjadikan SDM lebih berkualitas dan berdaya saing dalam menghadapi persaingan global. Kita bisa maju asal SDM kita bisa maju,” ujar dia.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY Gatot Saptadi mengungkapkan, dunia pariwisata memiliki efek yang besar bagi perekonomian di DIY. Untuk memajukan pariwisata di DIY, kompetensi dari SDM sangat dibutuhkan. “Ini juga sebagai strategi untuk menghadapi MEA,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya