SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Jakarta (Solopos.com) – Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar menilai kekeringan yang terjadi pada lahan pertanian di berbagai daerah di Indonesia disebabkan perhatian pemerintah terhadap infrastruktur pertanian yang rendah. Selain itu laju konversi lahan pertanian yang tinggi juga menjadi pemicu kekeringan tersebut.

Kurangnya pembangunan waduk atau bendungan baru, ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2011), menjadi sebab banyak sawah mengalami puso dan kekeringan yang berkelanjutan setiap tahun. “Kekeringan yang terjadi saat ini sesungguhnya bukan hanya karena musim kemarau yang panjang sebagai akibat anomali cuaca, namun disebabkan minimnya alokasi anggaran dari pemerintah terhadap pengembangan dan pembangunan infrastruktur pertanian,” ujarnya.

Investasi dalam infrastruktur pertanian tersebut, ujarnya lagi, cenderung terabaikan sejak reformasi, sehingga
sektor pertanian mengalami stagnasi. Seperti diberitakan sebelumnya, Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu penghasil padi nasional, beberapa pekan terakhir mengalami kekeringan mencapai 37.000 hektare. Dari luas tersebut, sekitar 13.000 ha di antaranya mengalami puso atau gagal panen. Ribuan hektare areal persawahan di sejumlah kecamatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menganggur atau tidak digarap petani selama musim kemarau akibat sulitnya pasokan air.

Menurut Politisi PKS ini, dengan jumlah bendungan yang ada di Indonesia yang saat ini baru sekitar 284 bendungan besar, hanya dapat mengaliri sekitar 800 ribu hektar atau 11 persen dari 7,5 juta hektar lahan irigasi teknis. Peran bendungan sangat vital untuk pertanian, terutama pada saat musim tanam ke dua dan seterusnya. “Tersedianya air untuk irigasi merupakan faktor penentu dalam produksi beras sehingga kebutuhan pangan yang diharapkan dapat terpenuhi. Saat ini lebih dari 20 persen irigasi rusak sehingga bisa mengganggu peningkatan produksi pangan,” ujarnya.

Rofi juga mempertanyakan target surplus 10 juta ton beras hingga 2015 mengingat data kekeringan yang terjadi pada tahun 2010 masih terdapat 96.721 ha area tanaman padi yang mengalami kekeringan sedangkan di tahun 2011 hingga bulan Agustus area tanaman padi yang mengalami kekeringan telah mencapai 95.891 ha. “Tren kekeringan area tanaman terus meningkat, hal ini mengancam pencapaian target surplus 10 juta ton beras yang diinginkan Presiden SBY,” ujarnya.

Oleh karena itu, anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur VII ini mendesak Pemerintah untuk dapat memetakan secara jelas kuantitas dan kualitas jaringan irigasi yang ada dengan mengklasifikasi daerah yang memiliki irigasi teknis, daerah irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, atau tadah hujan. “Sehingga kemampuan setiap irigasi itu dapat memberikan gambaran penyediaan air bagi lahan pertanian dan antisipasi kekeringan yang mungkin terjadi,” katanya.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya