SOLOPOS.COM - Peresmian Gedung Pusat UNS, Solo, Selasa (10/3/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Perguruan tinggi, UNS Solo siap menindaklanjuti mandat Kementerian Ristek dan Dikti membuka PPI.

Solopos.com, SOLO–Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo segera menindaklanjuti mandat dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk membuka Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Insinyur (PPI). Prodi baru tersebut ditarget mulai menerima mahasiswa baru Agustus 2016 mendatang.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Demikian dikemukakan Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, saat ditemui wartawan di kampus setempat, Jumat (15/4/2016). Sebagaimana diketahui, Kemenristek telah menunjuk 40 perguruan tinggi di Indonesia untuk membuka Program PPI, 25 di antaranya perguruan tinggi negeri, termasuk UNS, dan 15 perguruan tinggi swasta. Hal itu dengan melihat kebutuhan yang cukup tinggi akan profesi insinyur.

Berkaitan dengan rencana dibukanya Program PPI, Ravik menjelaskan saat ini UNS telah membentuk tim yang diketuai Dekan Fakultas Teknik (FT), untuk mempersiapkan penyelenggaraan program tersebut, di antaranya menyiapkan kurikulum, sumber daya manusia (SDM), hingga sarana dan prasarananya.
Program itu juga akan didukung para pengajar, termasuk dosen yang saat ini sudah bergelar insinyur profesional. “Sesuai persyaratan, salah satunya minimal ada enam dosen tetap. Tapi UNS saat ini sudah punya 17 dosen baik itu yang bergelar insinyur profesional madya (IPM) maupun insinyur profesional utama (IPU),” terangnya.

Program PPI tersebut harus ditempuh dalam dua semester dengan menempuh 24 sistem kredit semester (SKS). Menurutnya, insinyur merupakan gelar profesional sehingga pendidikannya adalah pendidikan profesi, bukan akademi atau vokasional.

“Yang disebut insinyur adalah lulusan Fakultas Teknik [FT] dan Fakultas Pertanian (FP), sehingga untuk sementara ini program akan menyasar pada lulusan dari dua fakultas tersebut,” ungkapnya.

Namun Ravik memastikan ke depannya, akan dikembangkan dengan skala yang lebih luas sehingga dapat diikuti lulusan dari fakultas lainnya yang serumpun. Dia mencontohkan lulusan dari Pendidikan Teknik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) atau lulusan bidang sains, misalnya dari Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA), nantinya juga bisa mengambil dengan menempuh matrikulasi.

“Tapi untuk yang pengembangan mungkin baru kami mulai tahun depan,” imbuhnya.

Dekan FT UNS Solo, Sholihin As’ad, menambahkan tim yang dibentuk untuk mempersiapkan penyenggaraan Program PPI tersebut saat ini terus berkoordinasi secara intensif, baik di internal, dengan Kemenristek dan Dikti, perguruan tinggi-perguruan tinggi lain yang ditunjuk, termasuk juga Persatuan Insinyur Indonesia (PII), demi mematangkan program tersebut. Tim dari FP, lanjutnya, juga masuk dalam tim ini.

“Saat ini kami persiapkan kurikulumnya, pengajar, ruang, termasuk juga jaringan dengan industri, di samping secara intensif melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi lain dan juga PII, selama kami masih mencari bentuk dalam program ini,” ungkap Sholihin.

Terkait kurikulum, Sholihin mengatakan, sudah ada rambu-rambu yang diberikan oleh Kemenristek dan Dikti bahwa Program PPI tersebut di antaranya akan mencakup tentang etika keinsinyuran, profesionalisme keinsinyuran, dan sebagainya.

“Akan ada 12 SKS praktik keinsinyuran karena dalam program ini nanti, 70 persennya adalah praktik lapangan,” jelasnya.

Pihaknya memperkirakan peminat program tersebut akan banyak. Dalam hal ini, pemerintah sudah menyerahkan kepada perguruan tinggi untuk menyusun mekanismenya, termasuk di dalamnya untuk pelaksanaan seleksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya