SOLOPOS.COM - Ilustrasi sarjana (JIBI/Solopos/Reuters)

Perguruan tinggi swasta, 97 PTS di Indonesia berstatus nonaktif

Solopos.com, SOLO–Inspektur Jenderal Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Irjan Kemenristek Dikti) mencatat masih ada 97 perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia berstatus nonaktif. Pihak kementerian masih membuka diri bagi pengurus yayasan PTS untuk berbenah namun jika tetap tak berubah maka PTS tersebut akan ditutup.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penegasan itu disampaikan Irjen Kemenristek Dikti, Jamal Wiwoho usai menghadiri pengukuhan guru besar Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, Suwarto, Sabtu (19/3/2016) di auditorium setempat. Jamal tak menyebutkan nama-nama PTS dan batas waktu pembenahan PTS nonaktif tetapi minta pembenahan dilakukan secepatnya.

“Hingga akhir 2015 tercatat sebanuak 243 PTS di Indonesia nonaktif tetapi hingga awal 2016 ini menjadi 99 PTS nonaktif. Di Solo ada satu tetapi saya tak etis menyebutkan namanya.”

Mantan Wakil Rektor II UNS Solo ini menyatakan sedikitnya ada delapan faktor penyebab PTS menjadi nonaktif, di antaranya, terjadi perselisihan internal yayasan, PTS tak memberikan laporan secara berkala kepada dikti, tidak memiliki mahasiswa, PTS tidak dikelola secara profesional. Juga pengalihan yayasan tidak kunjung usai, rasio dosen dan mahasiswa tak terpenuhi dan perguruan tinggi mengeluarkan ijazah palsu. Dalam hal iajzah palsu, Jamal mengaku risih dan prihatin.

“Pemberian ijazah sarjana palsu ini tidak sopan. Kami pernah melakukan pengecekan ke salah satu PTS di luar Jawa ternyata informasi ijazah palsu itu ada. Hasil pengecekan, kampusnya tidak ada. Modusnya dengan imbalan rupiah mendapatkan ijazah,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, rasio dosen dan mahasiswa bagi universitas sehat adalah satu dosen mengampu antara 15 mahasiswa hingga 25 mahasiswa. “Saat ini, di PTS rasio dibawah standar. Rata-rata satu dosen mengampu 150 mahasiswa atau 250 mahasiswa. Kondisi PTS seperti ini tidak sehat sehingga perlu pembinaan dan penyempurnaan.”

Sementara itu, Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, Ali Mursyid Wahyu Mulyono mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang telah ada. Salah satu upayanya menjalin kerja sama dengan universitas di Malaysia dan Thailand. Menurutnya, dua negara itu akan diajak kerja sama untuk praktik pengabdian lapangan (PPL) mahasiswa Univet Bangun Nusantara. “Pertengahan tahun ini (2016) mudah-mudahan MoU dengan Unversitas di Thailand dan Malaysia selesai. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengiriman mahasiswa PPL di negara tersebut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya