SOLOPOS.COM - Ketua FKPSS, Heru Agus Santoso. (Istimewa/Dok. Heru Agus Santoso)

Solopos.com, SRAGEN — Untuk mengantisipasi adanya kerusuhan, Forum Komunikasi Pencak Silat Sragen (FKPSS)  menolak masuknya komunitas pesilat dari luar daerah ke Kabupaten Sragen. Persoalan yang terjadi di Sragen akan diselesaikan sesuai dengan kearifan budaya di Bumi Sukowati ini.

Pernyataan itu disampaikan Ketua FKPSS, Heru Agus Santoso, di Kuwungsari, Sragen Kulon, Sragen, Kamis (9/2/2023) menyikapi adanya aksi sejumlah kelompok pesilat di Sragen belakangan ini. Heru menyatakan FKPSS yang berisi 16 perguruan pencak silat memohon maaf kepada masyarakat Sragen atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari aktivitas anggota komunitas pesilat yang turun ke jalan. Heru memastikan mereka bukan berasal dari Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya Ketua FKPSS, dan 16 perguruan pencak silat di Sragen menolak keras komunitas yang masuk ke Sragen untuk membuat kerusuhan dan keonaran. Kami mengimbau seluruh perguruan jangan terprovokasi! Jangan sampai terpancing! Sragen guyub dan kondusif,” ujar Heru.

Terbaru, ada sekelompok orang yang diduga anggota perguruan silat melakukan konvoi di wilayah Kecamatan Gesi, Sragen, Kamis siang tadi. Mereka kemudian ditindak polisi yang sedang berpatroli dan dikenai tilang karena berkendara melanggar aturan. Sebagian sepeda motor yang mereka kendarai berknalpot brong.

Heru menjelaskan menurut kabar yang diterima FKPSS, komunitas pesilat yang turun ke jalanan itu berasal dari Cepu, Blora dan Grobogan. “Mereka itu masih remaja dan hari ini pas jam masuk sekolah. Mereka itu masih anak-anak,” jelasnya.

Heru memastikan FKPSS mengetahui aktivitas para pesilat Sragen karena aktif berkomunikasi dengan pengurus 16 perguruan silat yang menjadi anggota. Pergerakan pesilat yang terjadi belakangan ini, sambung dia, bukan dari Sragen.

Ia menilai apa yang dilakukan oleh para pesilat dari luar daerah masuk dan berkonvoi di Sragen justru akan memperkeruh suasana. Para warga pegururan pencak silat di luar Sragen, Heru meminta  supaya ikut mendoakan saja supaya masalah di Sragen segera selesai.

“Dengan adanya konvoi itu justru ngruweti dan masyarakat Sragen yang dirugikan, polisi direpotkan, dan berpotensi memunculkan saling curiga. Yang konvoi ini merupakan korban media sosial,” jelas dia.

Ia juga meminta pesilat untuk tidak termakan hoaks di media sosial. Soal kabar perusakan tugu salah satu perguruan silat, Heru mengaku menerima laporan itu. Ia bersama perguruan pencak silat lain, polisi, dan anggota TNI telah memperbaikinya sehingga persoalan itu tak perlu disikapi berlebihan.

Ia kembali menyerukan agar para pimpinan perguruan pencak silat bisa mengendalikan anggotanya demi Sragen yang aman dan kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya