SOLOPOS.COM - Ilustrasi pentas seni (Dok/Solopos)

Ilustrasi pentas seni (Dok/Solopos)

Ilustrasi pentas seni (Dok/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Apa jadinya para pelayan Tuhan bermain opera. Ya, sejumlah romo di Joglosemar, termasuk Uskup Agung Semarang, Mgr. J. Pujasumarta akan terlibat dalam opera jenaka berjuluk Punakawan Menggugat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai sutradara opera yang melibatkan 15 romo itu, yakni Djaduk Ferianto.

”Sebenarnya saya takut untuk menggarap pagelaran ini, karena pemainnya para romo. Takut kualat, ” katanya kepada wartawan di Kantor Keuskupan Agung Semarang, Rabu (16/10/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut adik kandung raja monolog, Butet Kertaredjasa ini, tidak mudah mengumpulkan para romo yang bertempat tinggal di beberapa kota untuk melakukan latihan bersama.

Untuk itu, Djaduk hanya mengirimkan naskah Punakawan Menggugat, sedang latihan dilakukan ditempat tinggal masing-masing romo.

”Latihannya menurut keyakinan masing-masing romo saja,” tandas dia sambil tersenyum.

Cerita Punakawan Mengunggat berkisah tentang empat punakawan Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong yang menggugat nasibnya kepada Dewa di Jonggringsaloko (surga).

Tokoh Semar dimainkan romo Suparyono Pr, Petruk oleh romo Suryo Nugroho, Gareng oleh romo Fitri Pr, dan Bagong oleh romo Budi Wihandono Pr.

”Sedang Uskup Agung Semarang, Mgr. J. Pujasumarta menjadi tamu istimewa di Jonggringsaloko,” ungkap Djaduk.

Kendati mengambil mengambil seting wayang, lanjut Djaduk, pertunjukan tidak sepenuhnya bercerita tentang wayang, tapi dikemas seperti variety show, Operasi Van Java.

Sebagai veriety show, maka pentas Punakawan Menggugat ada pertunjukan musik dari kua etnika, tari kreatif, sulap, talk show.

”Pertunjukan ini juga melibatkan pemain luar seperti Den Baguse Ngarso, Didik Nini Thowok, Trio GAM, Donna Arsinta, dan runner up Miss Indonesia, Joice Triatman,” paparnya.

Dia menambahkan pertunjukan Punakawan Menggugat yang akan digelar di Krakatau Ballroom, Hotel Horison, Semarang pada 22 Oktober mendatang merupakan peristiwa langka.

”Ini peristiwa budaya dan pertunjukan langka untuk ditonton, karena pemainnya para romo,” tandasnya.

Tiket pertunjukan dalam rangka penggalangan dana pembangunan seminari Tahun Orientasi Rohani (TOR) Senjaya, Janggli, Kota Semarang ini antara Rp50.000-Rp500.000 per orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya