SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Pergantian beberapa Menteri Kabinet Indonesia bersatu II dikhawatirkan berpengaruh pada rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekons) pasca erupsi Merapi. Pasalnya, di ahun pertama setelah erupsi masih banyak kelambatan dalam hal pembangunan fasilitas umum.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu usai penandatangan kerjasama Pemkab Sleman dengan Universitas Budi Luhur di pemkab Sleman, Senin (24/10). Memanasnya suhu politik di sela-sela reshuffle kabinet ini sedikit banyak berpengaruh meski kementerian vital menangani rehab-rekons Merapi tidak diganti.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

“Pemda upayakan pelaksanaan rehab-rekons, tapi pergantian Menteri dikhawatirkan berdampak pada pemulihan Merapi,” katanya.

Menurutnya, butuh keseimbangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Semangat pemerintah daerah sebagai pelaksana terkadang tidak diimbangi birokrasi pusat. Akibatnya anggaran untuk sejumlah program rehab-rekons belum bisa turun.

“Tapi saya optimis untuk anggaran tahun depan bisa turun,” katanya tanpa menjelaskan rehab-rekons yang terkendala.

Menurut Yuni, prioritas pembangunan secara umum adalah jembatan dan jalan umum. Akses jalan di lereng Merapi menjadi modal bangkitnya perekonomian warga.

Dengan kelambatan ini, ia mewakili Pemerintah meminta pada keluarga korban erupsi di Sleman untuk bersabar. Ia berharap tahun 2012 bisa dilanjutkan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian warga masyarakat lereng Merapi.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya