SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Soloraya yang digelar di Pendapa Gede, Kompleks Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali, Boyolali, Rabu (27/10/2021).

Solopos.com, BOYOLALI–Moderasi dalam beragama harus diperkuat demi meningkatkan kerukunan dan persatuan. Rendahnya sikap yang moderat ini terjadi lantaran ada fanatisme berlebihan dalam beragama.

Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, mengatakan ada beberapa kondisi sosial di mana sikap moderasi ini terindikasi rendah. Salah satunya adalah ada juga orang yang ingin membenturkan pandangan agamanya dengan budaya lokal yang ada seperti sedekah laut, nyadran, dan lainnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Lalu, ada penolakan pendirian rumah ibadah hingga muncul kelompok-kelompok yang mengganti ideologi negara. Hal ini mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga: Wonogiri Usulkan Kuota Gas Melon 2022 Naik 6 Persen

Ekspedisi Mudik 2024

“Perbedaan paham ini menjadikan bibit-bibit radikalisme. Saya yakin kita semua di sini sepakat menentang radikalisme,” kata Irawan, saat memberikan sambutan dalam rapat kordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Soloraya bertajuk Moderasi Beragama Bagi Tokoh Agama Dalam Rangka Menjaga Kerukunan Intern dan Antaragama di Pendapa Gede, Kompleks Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali, Rabu (27/10/2021).

Pria yang akrab disapai Iwan ini menyebutkan bibit-bibit radikalisme dimulai dari fanatisme berlebihan dalam beragama. Hal ini membutuhkan peran FKUB dalam mengatasi masalah ini dan membumikan agama menjadi lebih moderat.

Fenomena yang disebutkan di atas merupakan buah dari tidak ada moderasi beragama yang baik. Moderasi beragama merupakan proses memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebihan saat mengimplementasikanya. Moderasi beragama bukan berarti memoderasi beragama.

Baca Juga: Depo Limbah Medis Rp1,5 Miliar Dibangun di TPA Sampah Troketon Klaten

“Karena dalam beragama sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. Namun, cara seseorang beragama harus didorong di jalan tengah atau dimoderasi karena bisa tidak adil, ekstrem, dan berlbihan,” ujar Iwan.

Iwan mengajak kepada masyarakat agar menjadi orang yang moderat dalam beragama. Sikap mendorong lahirnya tidak berlebihan dalam beragama dan juga tidak menyepelekan agama. Orang moderat akan menyeimbangkan kepentingan kemanusian dengan kepentingan subjektifnya dalam beragama.

“Maka peran strategis FKUB perlu didorong dalam penyebarluasan moderasi beragama di kalangan umat sehingga dapat mencegah konflik dan radikalisme beragama,” harap Iwan.

Baca Juga: Objek Wisata Klaten Ramai Lagi, Disparbudpora Ingatkan Disiplin Prokes

 

Membumi

Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol (Arm) Ronald Siwabessy, mengatakan ada atau tidak ada gejolak di masyarakat, moderasi beragama harus terus dibumikan. TNI sendiri selama ini lebih banyak memperkuat aspek preventif agar kerukunan umat beragama tetap terjaga.

“Di Boyolali kerukunan umat beragamanya bagus. Ini butuh pendekatan agar lebih membumi,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Boyolali, Arif Budi Nuranto. Arif mengatakan semangat saling memahami dalam beragama harus diperkuat baik intenal maupun eksternal.

Baca Juga: Tanah Labil, Jalan dan Bangunan di Desa Jarum Klaten Mudah Retak

Hal ini penting untuk mempererat kesatuan dan persatuan dalam konteks kerukuman umat beragama. Untuk mewujudkan hal tersebut, peran FKUB menjadi strategis yakni sebagai agen perekat kesatuan dan kerukunan umat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya