SOLOPOS.COM - Suasana rumah duka di Dukuh Krandegan, Mojorejo, Karangmalang, Sragen, cukup lengang lantaran jasad Mustikawati dibawa ke RSUD Moewardi Solo untuk diautopsi, Minggu (11/4/2021). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Teka-teki terkait identitas jasad wanita misterius yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengapung di Waduk Kembangan, Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, pada Minggu (11/4/2021) akhirnya terungkap.

Korban tak lain Sartikawati, 21, warga Krandegan, RT 30, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen. Kali terakhir, korban terlihat meninggalkan rumah pada Jumat (9/4/2021) malam. Ia keluar rumah dengan berjalan kaki.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Bupati Sragen Tak Segan Lakukan Mutasi Jika Manajemen RSUD Tak Kompak

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, dijemput oleh seseorang di tepi jalan desa yang menghubungkan Waduk Kembangan Sragen. Belum diketahui siapa orang terakhir yang ditemui oleh korban sebelum ia mengembuskan napas terakhirnya.

“Dua hari lalu [Jumat], habis Isya, saya melihat dia jalan kaki keluar rumah. Saat itu saya ada di emperan rumah. Saya lihat ada seseorang yang menjemputnya di jalan. Tidak tahu siapa dia,” ujar Ketua RT 30, Suparno, saat ditemui wartawan di rumah duka, Minggu siang.

Saat jasad perempuan itu ditemukan di Waduk Kembangan, Suparno mendampingi pihak keluarga ke rumah sakit guna memastikan korban adalah Sartikawati. Kondisi jasad perempuan itu sudah mulai menghitam lantaran dalam proses pembusukan. Namun, dari ciri-ciri fisik, pakaian serta barang-barang yang ditinggalkan, keluarga memastikan dia adalah Sartikawati.

Pada Minggu pagi, sebetulnya sudah banyak pelayat yang datang ke rumah duka. Warga juga sudah menyiapkan liang lahat untuk mengubur jasad Sartikawati. Akan tetapi, upacara pemakaman untuk sementara ditunda karena jasad Sartikawati dikirim ke RSUD dr. Moewardi Solo untuk diautopsi pada Senin (12/10/2021). Setelah mengetahui jasad Sartikawati belum bisa dipulangkan, para pelayat membubarkan diri satu persatu.

“Ada kesalahpahaman. Pak Kades mengabarkan kalau korban mau diberangkatkan ke rumah duka. Ia lalu mengabari kami supaya menyiapkan proses pemakaman. Ternyata korban diberangkatkan ke RSUD Moewardi Solo untuk diautopsi,” papar Suparno.

Baca Juga: Mengupas Royalti Lagu dan Musik, Pelaku Usaha Beda Suara

Korban diketahui pernah membina rumah tangga dengan seorang pria di Jambi. Belakangan hubungan antara korban dengan suaminya kurang harmonis sehingga mereka memutuskan pisah ranjang. Korban sudah dikaruniasi seorang anak, namun anak itu ikut sang ayah di Jambi. Korban memilih pulang ke kampung halaman dan bekerja di sebuah warung makan di Kota Sragen.

Hasil pemeriksaan polisi, ponsel dan beberapa perhiasan korban masih utuh. Besar kemungkinan, Sartikawati bukan korban perampokan. Hingga kini, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. “Kami masih menunggu autopsi besok [Senin],” terang Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya