SOLOPOS.COM - Ilustrasi dinamika ekonomi (JIBI/Harian Jogja/Wordpress.com)

Perekonomian Jatim bakal dipengaruhi penghitungannya system of national account (SNA) 2008. Akibatnya, produk domestik regional bruto (PDRB) atau product domestic bruto bakal turun.

Madiunpos.com, MALANG — Badan Pusat Statistik (BPS) berharap kepala daerah tidak gusar menyikapi penurunan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Penghitungan perekonomian Jatim selanjutnya bakal dipengaruhi penghitungannya system of national account (SNA) 2008.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor BPS Kota Malang Muhammad Sarjan mengatakan dengan diubahnya tahun dasar PDRB berbasis system of national account (SNA) 2008 dalam product domestic bruto tahun 2010 maka berimplikasi luas. “Terdapat 118 revisi dari SNA sebelumnya dan 44 revisi merupakan revisi utama dalam SNA2008,” katanya di sela-sela Sosialisasi Perubahan Tahun Dasar PDRB Berbasis SNA2008 di Malang, Selasa (24/11/2015).

Dengan mengacu SNA2008, maka ada tambahan item yang dihitung. Selain itu, proses dari produksi juga dihitung. Dia mencontohkan, produksi padi. Jika sebelumnya penghitungannya hanya pada hasil, namun mengacu SNA2008 saat ditanam sudah dapat dihitung.

Begitu juga usaha pertambangan, tidak dihitung dari bahan tambang yang dieksplorasi, melainkan juga potensi tambangnya juga dihitung. Dampaknya, lanjut dia, angka PDRB menjadi tinggi. Namun dari sisi pertumbuhannya bisa menjadi lebih kecil karena pembandingnya besar. Karena itulah, kepala daerah yang mengetahui PDRB tiba-tiba turun tidak perlu panik, apalagi gusar.

Secara faktual, kondisi perekonomian di daerah sebenarnya tetap tumbuh sama seperti saat dihitung dengan mengacu SNA2000. “Hanya cara pembacaannya berbeda,” ujarnya.

Untungkan Investor
Dari sisi kepentingan investasi, dia optimistisnya, dengan tersedia data PDRB mengacu pada SNA2008 maka investor diuntungkan dengan melihat potensi investasi secara lebih utuh dan lengkap. Pemda dalam menjalankan mengacu pada perhitungan PDRB yang baru juga lebih lengkap indikator data sehingga perencanaan programnya lebih bagus.

Dia mencontohkan, peekonomian Kota Malang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar berlaku 2010 mencapai Rp30,80 triloun, sedangkan berdasarkan matrik supply 2010 mencapai Rp31,38 triliun atau terjadi kenaikkan 1,87%.  Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kota Malang 2010-2014  seri 2000 dan seri 2010, yakni pada 2010 pertumbuhannya mencapai 6,25% (seri 2000) dan 5,24% (seri 2010). PDRB 2011, masing-masing 7,08% dan  6,04%, 2012 sebesar 7,57% dan 6,26%, 2013 sebesar 7,3% dan 6,18%, dan 2014 sebesar 6,79% dan 5,82%.

Dengan perubahan tersebut, kata dia, maka dapat memberikan gambaran pereknomian nasional maupun Jatim terkini tentang pergeseran struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu meningkatkan kualitas data PRDB yang dihasilkan serta menjadi data dapat diperbandingkan secara internasional.

Implikasi dari perubahan tersebut, meningkatnya nominal nilai PDRB yang pada gilirannya akan berdampak pada pergeseran kelompok pendapatan suatu daerah dari rendah, menjadi menengah, atau tinggi. Selain itu akan mengubah indikatorn makro seperti rasio pajak, rasio utang, rasio investasi dan tabungan, nilai neraca behalan, struktur dan pertumbuhan ekonomi. Implikasi lainnya akan menyebabkan pada input data untuk modeling dan forecasting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya