SOLOPOS.COM - Rahayu, 36, menunjukkan nasi yang telah dikeringkan, Senin (25/5/2015). Oleh Rahayu nasi kering itu ditengarainya sebagai beras plastik.(JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Peredaran beras plastik, penjual mengaku mendapat dari raskin.

Harianjogja.com, SLEMAN – Pedagang yang menjual beras diduga beras plastik mendapatkannya dari pasokan penerima manfaat program beras miskin (raskin). Penjual yang diketahui bernama Mursih tidak tahu menahu jika beras yang dijualnya menimbulkan persoalan baru.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Saat ditemui di Pasar Denggung, Sleman, Mursih sebenarnya bukan penjual beras. Ia lebih banyak menjajakan dagangan jenis buah-buahan. Mursih mengaku mendapatkan beras itu dari kakaknya bernama Mujimin yang juga sama-sama warga Dusun Bolawen, Tlogoadi, Mlati, Sleman sebanyak 15 kilogram. Kebiasaan raskin yang kualitasnya buruk membuat keluarga ini sepakat untuk menjual beras tersebut ke pasar. Mursih yang juga pedagang, lalu meletakkan beras itu bersama dengan buah-buahan dagangannya di los pasar Denggung.

Ekspedisi Mudik 2024

“Itu dari kakak saya, dia dapat dari raskin hari Jumat [22/5/2015], lalu Sabtu saya jualkan. Kebetulan langsung laku dibeli sama Bu Rahayu pedagang di kantin SMP Tridadi,” terang Mursih saat ditemui Senin (25/5/2015) di Pasar Denggung, Sleman.

Ia kaget saat mendapat komplain dari pembeli beras tersebut. Bahwa beras yang ia jual ternyata tidak seperti selayaknya beras yaitu terasa kenyal dan butuh waktu lama untuk memasak. Secara detail Mursih menambahkan, beras itu diberikan oleh pemerintah melalui program raskin kepada kakaknya selaku penerima manfaat program.

Hanya saja cara memberikan beras yang diketahui diduga plastik ini sedikit berbeda dengan pembagian raskin sebelumnya. Jika pembagian sebelumnya, para pengedar membagikan kemudian meminta ganti uang transport. Namun kemarin justru langsung diantar ke rumah dan tidak mengetahui pengantarnya.

“Tetapi saat kemarin, kakak saya mendapatkan beras itu langsung diantar ke rumah. Tahu-tahu beras sudah di rumah. Kalau biasanya ada yang mengambil nanti memberi ongkos Rp2000 tapi ini tidak tahu,” urai dia.

Kabulog DIY Langgeng Wisnu dimintai konfirmasi menyatakan belum mengetahui adanya dugaan raskin yang mengandung plastik. Ia menjamin bahwa raskin bebas dari plastik.

“Kami akan terjunkan tim untuk ke Denggung. Bisa saja mungkin ada orang yang mengaku dari raskin,” ujarnya.

Sebelumnya, Seorang warga Ngancar, Tridadi, Sleman bernama Rahayu, 36, melapor ke polisi setelah menemukan adanya dugaan beras plastik yang tengah ia masak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya