SOLOPOS.COM - Beras yang diduga plastik dicoba dibakar. Hasilnya, beras yang diduga plastik berwarna hitam menggumpal seperti plastik, sedang beras biasa menjadi abu. (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Peredaran beras plastik di Gunungkidul diselediki Disperindagkop UKM DIY.

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindag UKM) DIY masih melakukan pengujian beras yang diduga mengandung plastik atau beras sintetis, yang ditemukan di wilayah Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Disperindag UKM DIY Riyadi Ida Bagus Salyo Subali mengatakan temuan beras yang diduga mengandung plastik langsung direspon dengan mengambil sampel dua kilogram beras untuk dilakukan pemeriksaan. “Sudah ambil sampel dan sedang diperiksa,” kata Riyadi saat dihubungi, Sabtu (23/5/2015)

Temuan beras yang dicurigai jenis sintetis ini kali pertama diketahui Sunarmo, warga di Dusun Duwet, Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop pada Jumat (22/5/2015). Beras itu menggumpal setelah dibakar untuk membuktikan beras itu diduga jenis sintetis, sementara beras hasil panen di daerah setempat setelah dibakar hasilnya hancur menjadi abu.

Menurut Riyadi, dari sampel yang diambilnya secara kasat mata tidak terlihat tanda-tanda mencurigakan mengandung jenis sintetis, baik dari warna, maupun baunya. Kendati demikian, Disperindagkop UKM bersama sejumlah instansi terkait perlu menelitinya. Pengujian akan dilakukan dengan cara dimasak bubur.

“Jika dimasak menjadi bubur, berarti beras asli. Jika dimasak bubur, tapi gagal menjadi bubur berarti ituberas sintesis. Nggak mungkin campuran plastik bisa menjadi bubur,” jelas Riyadi.

Jika temuan itu mengarah pada indikasi jenis sintetis, Riyadi menyatakan segera mengambil tindakan untuk uji laboratorium dengan menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Riyadi mengimbau masyarakat untuk tenang dan tetap waspada terkait peredaran beras yang diduga mengandung plastik. Ia meminta masyarakat segera melaporkan ke dinas terdekat jika menemukan beras yang mencurigakan. “Kami akan terus memantau,” ucapnya.

Sementara itu Ormas Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DIY menilai pemerintah lalai dalam melakukan pengawasan pasar, terkait beredarnya beras oplosan yang mengandung plastik.

Juru Bicara Muslimah HTI DIY Iffah Ainur Rochmah mengatakan beredarnya bahan pangan oplosan ini muncul karena masyarakat tergiur harga yang rendah dari produk yang dibutuhkan sehari-hari.”Faktor ini yang dimanfaatkan pebisnis nakal untuk menjual bahan pangan berbahaya seperti beras oplosan,” kata Iffah dalam siaran tertulis yang dikirim ke Harianjogja.com.

Iffah mendesak pemerintah untuk bisa memberi jaminan perlindungan agar kasus peredaran beras oplosan plastik tidak terulang.”Kelalaian pemerintah untuk rutin dan konsisten melakukan pengawasan pasar, memberi celah terjadinya penyimpangan semacam ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya