SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Perdagangan saham Indonesia dinilai menguntungkan.

Solopos.com, JOGJA — Investasi belum menjadi pilihan masyarakat untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Menabung masih menjadi pilihan masyarakat untuk merencanakan keuangan, yakni 75,29%.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Antonius Yudianto, mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun lalu, sebanyak 96,81% masyarakat Indonesia memiliki tujuan keuangan tapi sifatnya jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Oleh karena itu, tidak banyak yang menjadikan investasi di pasar saham sebagai salah satu cara mencapai tujuan tersebut mengingat investasi saham merupakan investasi jangka panjang.

Hingga saat ini baru sekitar 546.000-an masyarakat yang memiliki saham. Inklusi atau masyarakat yang memanfaatkan di pasar modal ini masih sangat kecil, yakni hanya 1,25%.

Padahal tingkat literasi telah mencapai 4,4%. Banyak masyarakat yang mulai paham pasar saham tapi belum banyak yang berani untuk terjun langsung karena investasi ini memiliki risiko tinggi.

Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan perbankan yang meski tingkat literasi atau pemahaman masyarakat hanya 28,94% tapi inklusi keuangan mencapai 63,63%.

Kepala OJK Solo, Laksono Dwionggo, mengatakan hal tersebut didukung pembayaran gaji dan penyaluran bantuan sosial dari pemerintah dibayarkan melalui bank sehingga masyarakat seolah dipaksa untuk menggunakan perbankan.

“Pasar saham merupakan produk yang memberikan keuntungan paling tinggi jika dibandingkan dengan produk lainnya, seperti tabungan, emas, deposito, maupun obligasi negara. Apalagi performa IHSG [indeks harga saham gabungan] memberikan return paling tinggi di dunia selama 10 tahun terakhir, yakni 193,36%,” ujar Kepala Pengembangan Wilayah Area I Bursa Efek Indonesia (BEI), Dedi Priyadi kepada wartawan di Sambi Resort, Selasa (23/5/2017).

Dia mengatakan bagi masyarakat awam yang ingin mulai terjun ke pasar saham, bisa membeli perusahaan yang produknya digunakan sehari-hari.

Prinsip dasar berinvestasi di pasar modal diantaranya adalah penggunaan dana lebih, mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum memutuskan berinvestasi, jangan menggunakan seluruh dana yang ada untuk satu jenis instrumen, kenali perusahaan sekuritas, dan investasi berkala dengan orientasi jangka panjang.

Apalagi saat ini investasi saham itu mudah karena banyak perusahaan sekuritas dan manager investasi yang dapat memberikan rekomendasi investasi. Investasi juga terjangkau karena mulai dari Rp100.000 setiap bulan.

Deviden Menguntungkan

Selain itu juga menguntungkan karena mendapat deviden atau pembagian keuntungan perusahaan. Dana investor pun dijamin aman karena dikelola Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).

“Banyak masyarakat yang menganggap saham itu judi. Padahal praktik yang dilakukan di pasar saham seperti transaksi syariah dimana apabila ada keuntungan dibagi sesuai investasi yang dimiliki dan begitu juga jika terjadi rugi ditanggung seluruh pemegang saham,” imbuhnya.

Senior Trainer dari Phintraco Securities, Rolly Sugiro, menjelaskan kemudahan berinvestasi di pasar saham untuk menentukan perusahaan yang ingin dibeli supaya tidak rugi. Analisis dasar dilakukan dengan mencari informasi perusahaan yang akan dibeli dengan memanfaatkan menu shares information di menu perdagangan efek.

Di menu tersebut akan ditampilkan mengenai profil perusahaan, jajaran direksi, pergerakan harga saham, dan laporan keuangan.

“Investor pemula pasti bingung cara membaca laporan keuangan perusahaan karena isinya angka semua. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya aset dan kewajiban. Apabila aset lebih besar berarti ada kemungkinan kinerja perusahaan baik,” kata Rolly.

Tak kalah penting yang harus diperhatikan adalah keuntungan bersih karena semakin tinggi laba berarti deviden yang dibagikan ke investor makin besar. Selain itu, perlu diperhatikan juga price earning ratio (PER) karena menunjukkan kemampuan kecepatan balik modal dalam membeli saham suatu perusahaan. Minimal empat hal itu yang harus diketahui oleh pelaku investor.

Namun tentu saja rumor dan kebijakan yang tidak hanya ditentukan oleh Indonesia tapi juga global harus diperhatikan karena hal itu sangat berpengaruh terhadap harga saham. Apalagi hampir 50% investor di Indonesia merupakan investor asing sehingga saat ada krisis global, banyak yang melakukan aksi jual saham yang membuat harga saham jatuh. Oleh karena itu, ketika terjun ke pasar saham, masyarakat harus mengubah kebiasaan bacaan untuk mengupdate informasi terbaru supaya tidak rugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya