Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Perdagangan Karbon Rawan Ketidakadilan dan Meminggirkan Masyarakat Adat

Perdagangan Karbon Rawan Ketidakadilan dan Meminggirkan Masyarakat Adat
user
Selasa, 2 November 2021 - 19:00 WIB
share
SOLOPOS.COM - Sejumlah sukarelawan menanam bibit mangrove di area hutan mangrove Lantebung di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/10/2021). (Antara/Arnas Padda)

Solopos.com, SOLO – Koalisi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Greepeace Indonesia, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), dan Forest Watch Indonesia (FWI) menilai rumusan perdagangan karbon adalah solusi palsu dalam mengatasi krisis iklim.

Perdagangan karbon menjadi salah satu perbincangan para pemimpin dunia pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) yang disebut COP26 pada 31 Oktober-12 November 2021. Negara-negara dalam KTT ini akan membahas upaya menekan peningkatan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius.

Solopos Stories
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN