SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat. Hanya, hendaknya kita jangan merasa terlalu berbahagia pada perkembangan yang bersifat fisik, karena sesungguhnya kebahagian ada di dalam batin.

Ada hal yang hendaknya kita renungkan secara lebih mendalam yaitu sudahkah kemajuan fisik ini dibarengi dengan kemajuan yang bersifat batin? Karena sesungguhnya faktor terpenting dalam Buddha Dhamma adalah bagaimana seseorang dapat merasakan manfaat Dhamma dalam kehidupannya setelah ia melaksanakan ajaran Guru Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Sesungguhnya, untuk mengawali pelaksanaan Dhamma tidaklah membutuhkan teori dan pengetahuan Dhamma. Seseorang dapat memulainya dengan membaca Sigalovada Sutta. Disebutkan dalam sutta ini, Guru Buddha ketika berada di Rajagaha membabarkan tentang timbal balik tugas dan kewajiban berbagai unsur masyarakat kepada seorang pemuda bernama Sigala.

Bentuk hubungan timbal balik/tugas dan kewajiban ini dilambangkan dengan arah mata angin, yaitu: anak terhadap orangtua seperti arah Timur; murid terhadap para guru seperti arah Selatan; Suami terhadap isteri seperti arah Barat; Sahabat terhadap kawan-kawan seperti arah Utara; Pimpinan terhadap para karyawan-karyawan seperti arah bawah; dan Umat terhadap para guru agama serta brahmana seperti arah atas.

Namun, untuk menjaga agar naskah ini tetap ringkas, keterangan rinci Sutta tersebut bisa dibaca di banyak sumber uraian Dhamma.

Hanya, perlu ditunjukkan dengan memperhatikan dan menyimak isi Sutta tersebut sesungguhnya dapat ditarik kesimpulan umum yaitu setiap orang dalam masyarakat pasti memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing. Hanya, dalam pelaksanaannya, ada hal yang harus dipersiapkan yaitu pengendalian diri.

Pengendalian diri tidak mudah dilakukan. Manusia cenderung memiliki keakuan yang tinggi. Kalau keakuan tidak dapat dikuasai, ia tidak akan merasa lebih rendah daripada orang lain. Dengan demikian, ia tidak merasa memiliki kewajiban yang harus dilakukan kepada orang lain. Ia hanya merasa memiliki hak bahwa orang lain hendaknya melakukan kewajiban atasnya.

Menimbulkan serta meningkatkan perasaan rendah hati yang merupakan hasil pengurangan dan pengendalian keakuan ini kadang bisa dilakukan pada beberapa pihak tertentu, namun sering tidak bisa dilaksanakan untuk semua pihak. Padahal, kalau memperhatikan isi ajaran Guru Buddha di atas, kita bisa menyadari bahwa hak dan kewajiban itu berlaku untuk semua pihak. Kalaupun seseorang dapat bersifat rendah hati kepada semua pihak, malah ada yang memberikan “gelar” kepadanya sebagai “orang bodoh yang baik hati”. Kalau demikian, bagaimanakah sikap kita yang seharusnya?
Sesungguhnya seperti sifat air tersebut, seseorang dalam kehidupan sehari-hari hendaknya selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa mengubah jati dirinya pula. Cara seseorang untuk mencapai tahap ini adalah dengan selalu berusaha menerima serta memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dengan mengubah pola pikir sendiri. Ia hendaknya tidak berusaha mengubah perilaku orang lain dalam waktu yang singkat. Mengubah prilaku seseorang akan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.

Kiat mengubah pola pikir sendiri ini juga meneladani sikap Guru Buddha ketika beliau bermeditasi dengan disiplin tinggi selama enam tahun lamanya. Tujuan tunggal beliau adalah untuk mengatasi ketidakkekalan dalam kehidupan ini yaitu adanya kesakitan, ketuaan dan kematian. Namun, akhirnya beliau menyadari manusia tidak bisa mengubah hukum alam walaupun didukung dengan kemajuan teknologi yang sangat canggih sekalipun, manusia hanya bisa mengubah pola pikirnya sendiri sehingga mampu melihat hukum alam yaitu ketidakkekalan ini sebagaimana adanya. Dengan menerima kenyataan ini, manusia akan bisa mempersiapkan batinnya untuk menghadapi perubahan.

Perubahan pola pikir ini dapat dicapai dalam banyak cara dari yang sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Salah satu cara yang sederhana dan mudah dikerjakan adalah dengan selalu berusaha menanamkan dalam diri kita pemikiran: Memang dia demikian, bukannya KENAPA dia demikian?

Terdapat perbedaan tajam antara kedua pola pikir tersebut. Dengan pola pikir “Kenapa dia demikian”, sesungguhnya pihak lain diharapkan dan bahkan dituntut untuk berubah dan ini tentu saja hal ini akan membutuhkan waktu serta tenaga yang besar, bahkan kadang tidak mungkin dapat diwujudkan walupun teknologi sangat canggih sekalipun. Dengan pola pikir ini, seseorang hanya dapat bergaul dengan orang yang bisa dikuasai dan dikendalikannya, namun, ia tidak akan pernah bisa bergaul dengan orang yang lebih tinggi tingkatannya. Dalam kehidupan sehari-hari, orang dengan pola pikir ini akan menjadi orang yang mudah mengeluh dan menuntut serta mudah putus asa. Sedangkan dengan pola pikir “Memang dia demikian” adalah sikap orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Orang dengan pola pikir inilah yang akan dengan mudah bergaul dengan orang lain. Ia akan mudah menyesuaikan diri. Ia tidak akan mudah mengeluh dan putus asa. Orang inilah yang akan sukses dalam hidupnya.

Oleh karena itu, marilah kita mulai dengan melaksanakan Dhamma secara sederhana ini. Karena dengan pelaksanaan ini akan menumbuhkan keberhasilan dalam pergaulan yang tentunya akan membuahkan kesuksesan dan kebahagiaan di segala bidang yang kita kerjakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga pengertian Dhamma yang singkat ini dapatlah menjadi titik tolak penghayatan Dhamma yang lebih tinggi lagi, akhirnya tercapailah kebahagiaan dalam kehidupan ini, kebahagiaan setelah kehidupan ini, dan tentu saja, kebahagiaan yang tertinggi, yaitu Nibbana.
Semoga semua mahluk berbahagia.

Sadhu, sadhu, sadhu.

Jiyono

Pewnyuluh Agama Buddha 

Kanwil Kemenag DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya