SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA–Penanganan Covid-19 membutuhkan peran besar masyarakat sebagai garda terdepan pencegahan penularan. Kontribusi pemerintah dalam penanganan pandemi hanya sekitar 20 persen. Sedangkan, sisanya 80 persen ada pada masyarakat.

Kontribusi masyarakat bisa dilakukan dengan patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Protokol itu meliputi memakai masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Masyarakat juga diminta sering mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jangan disiplin karena takut sama pemeirntah atau aparat. Jadikan disiplin ini kebutuhan. Protokol Covid ini adalah pola hidup kita sekarang,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19 di Jakarta, Jumat (18/12/2020).

Namun, penanganan pandemi ini masih menghadapi sejumlah tantangan seperti masih ada anggapan masyarakat tidak percaya Covid-19. Selain itu, ada pandangan sakit, hidup, dan mati adalah urusan Tuhan. Hal ini membuat orang abai terhadap protokol kesehatan.

Tangguh! Ibu-Ibu Teknisi Bengkel Di Sragen Ini Mampu Sekolahkan 2 Anaknya Jadi Perawat

Tantangan lainnya adalah Jakarta sebagai pusat kegiatan orang-orang baik bisnis, sosial, maupun budaya. Banyak pekerja di Jakarta berasal dari daerah. Di sisi lain, kepatuhan terhadap protokol kesehatan di daerah tak sedisiplin DKI Jakarta. Maka, penularan menjadi sulit ditekan.

Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T). Hingga kini, rata-rata tes yang dilakukan perpekan mencapai 7.000-9.000 tes PCR. Jumlah ini melampaui standar yang ditetapkan WHO.

“Kenapa angka di Jakarta tinggi? Karena tes kami tinggi. Kami minta masyarakat jangan ngumpet kalau ada tes. Supaya kita tahu dan bisa lekas ditangani,” kata Riza.

Pembatasan

Menjelang libur panjang, Pemprov DKI juga mengeluarkan kebijakan pembatasan kegiatan mulai dari ibadah perayaan Natal dan libur tahun baru. Perayaan Natal dibatasi kapasitasnya hingga 50 persen. Namun, para romo dan pendeta meresponsnya dengan mengurangi lagi hingga 25 persen dan ibadah secara virtual.

Pada 18 Desember 2020– 8 Januari 2021, Pemprov DKI membatasi kapasitas perkantoran, restoran, mal, dan lainnya hingga 50 persen. Jam operasional kantor ditutup hingga pukul 19.00 WIB. Sedangkan, restoran, mal, kafe, dan sejenisnya dibatasi hingga pukul 21.00 WIB.

“Khusus pada 24-27 Desember dan 31 Desember hingga 3 Januari kami percepat lagi sampai pukul 19.00 di semua lini. Mudah-mudahan dengan kebijakan ini bisa mengurangi orang berkerumun ke luar rumah,” ujar dia.

Naik Terus! 5.007 Pasien Covid-19 Jateng Meninggal

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan libur panjang membuat lonjakan kasus cukup tinggi. Pada 15 Desember, jumlah kasus aktif nasional mencapai 15,08 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang hanya 12,8 persen.

“Kasus meningkat karena tingkat penularan tinggi. Artinya, kontak di masyarakat tinggi. Meski, terjadi perkembangan positif dalam kepatuhan kabupaten/kota memakai masker. Tapi perilaku masyarakat fluktuatif dari waktu ke waktu,” kata dia.

Meski ada vaksin, masyarakat tidak boleh abai protokol kesehatan yang sudah dijalankan selama 10 bulan ini. Vaksin hanyalah salah satu perlindungan dari sederet upaya perlindungan dari penularan Covid-19.

“Dengan adanya vaksin tidak serta merta perlindungan lainnya diabaikan. Menjaga imunitas penting, wajib aman, iman, dan imun. Lakukan terus yang selama ini ada khususnya protokol kesehatan,” ujar Wiku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya