SOLOPOS.COM - Ilustrasi kondisi ekonomi. (Bisnis-Dok.)

Solopos.com, SOLO—Bank Indonesia (BI) mendorong pengoptimalan sumber perekonomian baru untuk mempercepat pemulihan perekonomian di masa pandemi Covid-19. Di Jawa Tengah sejumlah sektor ekonomi potensial baru yang bisa didongkrak seperti agro industri, industri pengolahan kopi, obat tradisional, dan pariwisata.

Hal ini mengemuka dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 bertajuk Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi secara virtual pada Kamis (3/12/2020).

Promosi DigiTiket, Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah dari Telkom

Kepala Kantor Bank Indonesia Jawa Tengah (KPw BI Jateng), Soekowardojo, mengatakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi, maka harus mendorong sektor produktif. Selain itu, sumber perekonomian baru harus diupayakan dari sumber yang sudah ada, misalnya penguatan sektor hilir seperti agro industri.

“Riset memperlihatkan potensi besar yang saat ini kontribusinya masih kecil terhadap perekonomian Jawa Tengah, yakni industri obat tradisional, pengolahan kopi, dan pariwisata. Ketiga sektor tersebut memiliki keunggulan seperti tren bisnis yang meningkat, potensi ekspor tinggi, dan mengandung kebudayaan dan kearifan lokal,” ujar dia.

Soekowardojo menambahkan sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan yang tinggi di masa pandemi, saat industri andalan mengalami kontraksi. BI Jateng mencatat sektor pertanian tumbuh 6,39%, sementara pangsa sektor ini meningkat pada 2019 sebesar 23,2% menjadi 26,3% pada 2020. Hal ini mengindikasikan sektor pertanian menjanjikan lapangan pekerjaan baru di tengah gelombang PHK karena pandemi.

Menurutnya, dibutuhkan sejumlah hal untuk mengatrol produktivitas pertanian, seperti peningkatan kelembagaan pertanian hingga penerapan teknologi pertanian di hulu maupun hilir.

Anggota DPR Ini Ungkap Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Pelaku UMKM Tanah Air

Realisasi Investasi

Terdapat beberapa hal yang masih bisa dioptimalkan untuk menjawab tantangan pemulihan ekonomi di masa pandemi. Pertama, realisasi investasi infrastruktur diharapkan mendorong ekonomi Jawa Tengah serta meningkatkan efisiensi arus barang dan jasa dari dan ke Jateng. Kedua, relokasi industri pengolahan ke Jawa Tengah dapat mengakselerasi investasi. Hal ini dengan adanya kawasan industri disertai tenaga kerja yang kompetitif, potensi relokasi dari luar negeri sangat besar.

“Upaya mendorong pemulihan ekonomi mutlak membutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Dengan sinergi yang baik dari pemangku kebijakan, perekonomian tahun depan lebih baik,” imbuh dia.

Sebelumnya BI mencatat pemulihan ekonomi mulai terlihat pada triwulan III 2020 dengan kontraksi -3,39%. Angka ini lebih baik daripada triwulan II 2020 sebesar -5,94%. Pemulihan terjadi pada seluruh komponen pengeluaran seperti rumah tangga, pemerintah, investasi, dan ekspor impor. Merujuk pada Google Mobility Index, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan sudah normal sejak Agustus 2020.

Ini Dia Profil Pemilik Baru Hartono Mall Solo, Si Raja Properti Yang Tajir Melintir

Stimulus Fiskal

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga terbantu dengan ditopang adanya stimulus fiskal antara lain bantuan langsung tunai, subsidi listrik, dan kartu prakerja. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investor mulai melanjutkan investasinya. Hal ini menunjukan Jateng masih menjadi magnet bagi investor karena infrastruktur matang dan kawasan industri yang memanjakan investor. Adapun sektor tekstil dan furnitur masih menjadi favorit investor.

Selain itu, produk andalan Jateng seperti tekstil dan garmen serta kebutuhan rumah tangga menunjukkan tren positif. Meski ekonomi Jateng pada 2020 bergerak di bawah potensinya, sekarang mulai meningkat. Jateng mengalami inflasi 1,59% pada November sehingga diharapkan pihaknya meyakini inflasi tetap rendah dan terkendali.

“Pandemi masih akan menjadi risiko utama dinamika perekonomian periode mendatang. Kita harus mendorong sektor produktif untuk makin produktif. Misalnya, sektor tekstil bertransformasi memproduksi kebutuhan medis di saat permintaan garmen menurun,” papar dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjelaskan tahun depan target pemulihan keadaan setelah sempat terpuruk pada 2020.

“Apa yang sudah dikerjakan semua pihak semua mencoba agar bangkit. BI membantu kami bagaimana UMKM semakin adaptif, bertransaksi digital. Sementara perusahaan besar juga mendapatkan insentif. Kalau terjaga investor akan datang, kami sudah buka pintu, sehingga target melebihi dari target BKPM,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya