SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Percasi Pacitan mengharap pemerintah pusat mendukung atlet-atlet catur yang ada di daerah.

Madiunpos.com, PACITAN — Pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Pacitan berharap pemerintah pusat tidak tutup mata untuk mendukung atlet-atlet catur di daerah yang berprestasi. Selama ini, pecatur berprestasi di daerah kesulitan untuk mengikuti ajang internasional lantaran tidak memiliki biaya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengurus sekaligus pelatih catur di Percasi Pacitan, Resi Adji, mengatakan negara harus memperhatikan atlet catur yang di daerah, seperti di Pacitan. Dia menuturkan selama ini Pacitan memiliki banyak calon atlet yang berbakat, tetapi bakat tersebut tidak bisa berkembang karena terkendala persoalan fasilitas dan anggaran.

Resi menyampaikan pemerintah pusat harus ikut membantu memfasilitasi dan mendidik atlet yang berprestasi di daerah. Menurut dia, kalau hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah kabupaten tentu tidak akan bisa mencukupi kebutuhan.

Dia mencontohkan Percasi Pacitan hanya mendapatkan anggaran senilai Rp100 juta per tahun dari Pemkab Pacitan. Anggaran tersebut digunakan untuk operasional dan mendidik calon atlet yang ada di sekolah catur milik Percasi setempat.

Selain itu, anggaran tersebut juga digunakan untuk membiayai atlet yang bertanding atau berkompetisi ke luar daerah. “Sekolah catur milik Percasi Pacitan memiliki murid sebanyak 60 anak. Mereka secara rutin dididik dan mengikuti latihan secara gratis. Biaya operasional kami ambilkan dari anggaran tersebut,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com di kantor Percasi Pacitan, Kamis (17/8/2017).

Untuk memberangkatkan atlet mengikuti kompetisi catur di tingkat internasional, kata dia, pengurus biasanya mengusahakan untuk mencari pendanaan dari pelaku usaha. Menurut dia, kalau hanya mengandalkan anggaran dari Pemkab tidak akan mencukupi.

Resi mencontohkan beberapa waktu lalu salah satu atlet catur dari Pacitan, Catur Adi Sagita, yang berangkat ke Tiongkok untuk mengkuti kompetisi catur antar pelajar se-Asia. Pihaknya tidak sanggup untuk membiayai keberangkatan atlet berprestasi itu.

“Kemarin yang di Tiongkok itu, tiket pesawatnya aja Rp47 juta per orang. kalau hanya mengandalkan anggaran dari Pemkab ya tidak akan cukup,” jelas dia.

Mengenai fasilitas yang dimiliki Percasi Pacitan untuk latihan catur, jelas Resi, juga masih kurang dan sangat sederhana. Dia berharap pemerintah bisa membantu peralatan latihan penunjang seperti jam catur dan papan catur berstandar.

Dia menyampaikan pada Hari Olahraga Nasional tahun 2017 sekitar bulan September, Catur diundang Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut, dia akan menyampaikan keluhan-keluhan tersebut kepada Presiden supaya pemerintah pusat memperhatikan atlet-atlet yang ada di daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya