SOLOPOS.COM - Seorang pembeli tengah memilih beragam cap batik di los utara pasar Beringharjo, Senin (26/11/2012). (Holy Kartika NS/JIBI/Harian Jogja)

Seorang pembeli tengah memilih beragam cap batik di los utara pasar Beringharjo, Senin (26/11/2012). (Holy Kartika NS/JIBI/Harian Jogja)

JOGJA—Berburu barang-barang unik untuk mempercantik rumah, tak selalu harus di toko barang mewah. Serambi luar utara pasar Beringharjo misalnya, banyak menawarkan barang-barang unik yang bisa didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keperluan penghias rumah pun bisa didapatkan di tempat ini. Salah satunya cap batik bekas yang mungkin saja hanya bisa ditemukan di pasar ini. Cap batik yang biasanya digunakan untuk membuat aneka motif batik dalam industri ini bila sudah tak layak pakai banyak dijual oleh para pengepul di pasar ini.

“Ada yang menyetok cap batik bekas ke sini. Biasanya cap batik yang sudah tidak terpakai lagi,” kata Joni salah satu pedagang cap batik saat ditemui Harian Jogja, Senin (26/11/2012).

Umumnya cap batik ini dibeli oleh para pengunjung pasar yang mayoritas adalah wisatawan. Baik dari lokal maupun asing selalu membelinya sebagai buah tangan dan dekorasi rumah. “Wisatawan asing juga banyak yang beli. Biasanya mereka tertarik karena unik, dan akan digunakan sebagai penghias rumah,” papar Joni.

Joni pun mengatakan terkadang pembelinya asal luar kota kerap sekali memesan cap batik bekas padanya. Karena terbuat dari logam tembaga, biasanya cap batik tersebut digunakan sebagai handle pintu, agar pintu rumah nampak lebih menarik.

Sementara itu, salah satu pedagang lainnya, Slamet Wibowo mengatakan dari beragam motif cap batik yang dijualnya, motif batik Jogja lebih langka dan banyak yang mencarinya. “Cap batik motif batik Jogja itu paling banyak penggemarnya, karena klasik. Ada juga yang dari Solo, tapi kalau kebanyakan memang cap batik dari Pekalongan,” tandasnya.

Joni juga menambahkan cap batik motif Jogja dan Solo bukan hanya memiliki motif klasik saja. Namun, dari bahan yang terkandung dalam cap tersebut yang membuatnya makin mahal. “Karena logamnya lebih berat. Kalau dibandingkan dengan cap lainnya dari Pekalongan, tembaganya lebih banyak jadi semakin berat dan tentu saja makin mahal,” terang laki-laki asal Nusa Tenggara Barat ini.

Harga cap batik bekas motif Pekalongan biasanya relatif lebih murah. Berkisar antara Rp150.000 sampai Rp250.000. Sedangkan untuk motif Jogja dan Solo, dengan ukuran 25×25 bisa berksiar antara Rp450.000 sampai Rp500.000.

Slamet juga menambahkan motif Jogja seperti parang dan sekar jagad lebih banyak dicari. Selain itu, motif yang cukup langka adalah motif wayang dan hewan.

“Motif-motif kuno lebih banyak dicari kolektor, sementara kebanyakan motif kontemporer seperti bunga-bungaan dan motif yang rumit lebih diminati wisatawan asing juga,” sambung Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya