SOLOPOS.COM - Asap tebal mengepul setelah tembakan mortir yang diyakini ditembakkan dari wilayah Suriah jatuh di Kota Akcakale, Turki, Rabu (3/10/2012). Tembakan ini menewaskan lima warga sipil Truki, seorang di antaranya anak-anak. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Warga melihat lokasi yang terkena tembakan mortir di Kota Akcakale, wilayah perbatasan Turki-Suriah, Rabu (3/10/2012) waktu setempat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

AKCAKALE –Kawasan perbatasan Turki-Suriah memanas dalam dua hari terakhir setelah tembakan meriam-meriam Turki menghantam sejumlah sasaran di Suriah dekat kota perbatasan Suriah, Tel Abyad. Serangan artileri ini dilaporkan menewaskan sejumlah tentara Suriah, dan merupakan aksi balasan dari Turki yang mengklaim bahwa Surah telah lebih dulu menembakkan mortir ke dalam wilayahnya dan menewaskan lima warga sipil.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Pemerintah Turki menyatakan “aksi agresif” ke wilayahnya oleh militer Suriah telah menjadi ancaman serius bagi keamanan nasionalnya. Pemerintah juga mengupayakan dukungan parlemen untuk pengerahan pasukan ke luar batas wilayah. “Turki tak mau berperang melawan Suriah. Namun Turki mampu melindungan perbatasannya dan akan membalas jika perlu,” tegas Ibrahim Kalin, seorang penasihat senior Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataan di akun Twitter-nya. “Inisiatif politik dan diplomatik akan tetap dilanjutkan,” imbuhnya.

Belum jelas siapa yang menembakkan mortir itu, namun sejumlah sumber militer Turki menyatakan tembakan mortir itu berasal dari dekat wilayah Tel Abyad, yang berseberangan dengan Kota Akcakale di Turki yang menjadi korban tembakan. Turki juga sudah menambah jumlah tentaranya di perbatasan. “Angkatan bersenjata kami di kawasan perbatasan bereaksi cepat menanggapi serangan terkutuk itu, sejumlah target di wilayah Suriah dihantam dengan tembakan artileri setelah diidentifikasi dengan radar,” sebut pernyataan dari kantor PM Turki Rabu malam waktu setempat.

Pemerintah Suriah menyatakan tengah menyelidiki asal tembakan mortir itu dan menyerukan agar semua pihak menahan diri. Menteri Penerangan Omran Zoabi juga menyampaikan rasa duka cita kepada rakyat Turki dan menegaskan negerinya menghormati kedaulatan semua negara tetangganya.

Asap tebal mengepul setelah tembakan mortir yang diyakini ditembakkan dari wilayah Suriah jatuh di Kota Akcakale, Turki, Rabu (3/10/2012). Tembakan ini menewaskan lima warga sipil Truki, seorang di antaranya anak-anak. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Reaksi militer Turki kali ini berbeda dengan insiden dengan Suriah sebelum ini, saat Suriah menembak jatuh sebuah pesawat intai militer Turki Juni lalu. Saat itu Turki terlihat menahan diri dan hanya meningkatkan kehadiran militernya di sepanjang 900 km perbatasannya dengan Suriah. Di tingkat internasional Turki sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) saat itu langsung meminta pertemuan darurat Dewan Atlantik Utara. Ini adalah pertemuan kedua sepanjang 63 tahun sejarah NATO di mana para anggotanya bersidang di bawah aturan pasal 4 yaitu pada saat ada anggota yang merasa kedaulatannya terancam.

Sementara para warga di Kota Akcakale terpaksa mengungsi dari rumah dan memilih tinggal di jalanan. Banyak pula yang berlindung di luar kantor walikota setempat. “Kami sudah mengungsi selama 15 hari, kami harus mengungsi di rumah saudara yang jauh dari perbatasan karena di sana tidak aman,” ujar Hadi Celik, 42, warga setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya