SOLOPOS.COM - Ilustrasi perbankan syariah. (topnews.in).

Solopos.com, SOLO — Hanya 25 dari total 342 Baitul Maal wa Tamwil (BMT) se-Jawa Tengah (Jateng) mendapatkan akreditasi pratama dari Lembaga Akreditasi Islamic Microfinance (IM) Jakarta. Meskipun hanya 25 yang mendapatkan akreditasi pratama, salah seorang Direktur Lembaga Akreditasi Islamic Microfinance (IM), Saat Suharto, mengakui kondisi Jateng itu sebagai yang terbaik secara nasional dibanding wilayah lain.

Akreditasi BMT, jelas Saat Suharto, dilakukan agar masyarakat mempercayai lembaga keuangan itu. “Lembaga Akreditasi IM sudah memberikan Islamic Microfinance Standart (IMS) tingkat pratama kepada 35 BMT di seluruh Indonesia. Sebanyak 25 BMT di antara di Jateng,” papar Saat di sela-sela acara pembukaan Rapat Akbar dan Penyerahan Sertifikat Islamic Microfinance Standard (IMS), di Sunan Hotel, Sabtu (23/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat memaparkan kenyataan atas belum banyaknya BMT mendapatkan akreditasi adalah karena Lembaga Akreditasi IM menilai belum semua BMT memenuhi kriteria. Beberapa kriteria itu adalah pengelolaan, corporate governance, kepatuhan syariat, dan manajemen untuk pratama. Menurut Saat, akreditasi mendorong BMT berlomba-lomba meningkatkan standarisasi pelayanan, pengelolaan risiko dan lain-lain.

“Akreditasi institusi BMT secara tidak langsung terpusat di Jateng. Berbagai parameter menilai BMT di Jateng terbaik secara nasional terutama soal SDM. Tiap dua tahun sekali harus lolos tes akreditasi. Akreditasi sewaktu-waktu bisa dicabut karena prestasi menurun atau kurang standar dan lain-lain,” kata dia.

Sementara ketua panitia, Adib Zuhairi, memaparkan Jateng memiliki 342 BMT di 33 kabupaten dan kota. Adapun total aset seluruh BMT naik dari Rp2,9 triliun pada 2012 menjadi Rp3,8 triliun hingga Oktober 2013. Adib mengklaim setiap BMT mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 35 persen-40 persen setiap tahun.

Oleh karena itu dia optimistis masyarakat mulai menaruh kepercayaan kepada lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan Rp5 juta-Rp10 juta. Bahkan dia mengaku tidak ambil pusing keberadaan bank nonsyariat.

“Kami fokus nasabah dari kalangan komunitas atau sektor mikro. Keberadaan lembaga keuangan nonsyariat tidak berpengaruh apa-apa. Dinamika persoalan eksternal tidak terpengaruh. Yang mempengaruhi itu kondisi lingkungan sekitar BMT,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya