SOLOPOS.COM - Ilustrasi perbankan syariah. (topnews.in).

Perbankan syariah di Jatim terdampak terkoreksinya pertumbuhan ekonomi provinsi ini.

Madiunpos.com, SURABAYA — Terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I/2015 berdampak sangat signifikan terhadap kinerja pertumbuhan aset dan pembiayaan industri perbankan syariah di provinsi tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 melaporkan pertumbuhan aset perbankan syariah Jatim sepanjang tiga bulan pertama 2015 hanya mencapai 11,46%, anjlok dari capaian sebesar 29,93% pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan industri perbankan syariag di provinsi beribukota Surabaya itu hanya menyentuh 10,39% pada kuartal I/2015, merosot dari pembukuan 27,40% pada triwulan pertama 2014.

“Penurunan ini juga sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang sampai akhir Maret 2015 tercatat sebesar 4,71% dibandingkan dengan triwulan I/2014 sebesar 5,21%,” jelas Kepala OJK KR 3 Soekamto, Jumat (12/6/2015).

Lesunya geliat industri perbankan syariah di Jatim juga tercermin dari catatan loan-to-deposit ratio (LDR) sebesar 101,72% pada Januari-Maret 2015, turun dari capaian 106,20% pada jangka waktu yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, kata Soekamto, total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah di Jatim pada periode yang sama hanya mencapai Rp19,71 miliar. Sejalan dengan itu, rasio kredit bermasalah (non-performing financing/NPF) bank syariah di Jatim juga meningkat.

Rasio NPF pada triwulan I/2015 mencapai 4,90%, naik dari torehan 3,50% pada periode yang sama 2014. “Tapi ini masih lebih baik dibandingkan dengan NPF nasional yang menembus level 4,92%.”

Minat Masyarakat Rendah
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim Benny Siswanto menjelaskan penurunan aset perbankan syariah di provinsi dipicu oleh rendahnya minat masyarakat dalam memaksimalkan fasilitas bank syariah.

Tidak hanya itu, BI Jatim berpendapat pangsa pasar ekonomi syariah di wilayah tersebut belum cukup besar. Bahkan sejak 2010, pangsa pasar perbankan syariah di Jatim hanya mencapai kisaran 2%-6%.

Pada 2010, kata Benny, pangsa pasar perbankan syariah di Jatim hanya 2,91%. “Tahun berikutnya naik menjadi 3,98%, dan pada 2012 4,69%. Pada 2013 dan 2014, masing-masing naik menjadi 5,10% dan 5,26%.”

Dia menyebut satu-satunya strategi yang ampuh mendongkrak kinerja perbankan syariah di Jatim adalah dengan mengedukasi masyarakat, khususnya di pesantren. BI Jatim, lanjutnya, memiliki program pengembangan dan akselerasi ekonomi syariah khusus Jatim.

Di kalangan OJK sendiri, pertengahan bulan ini akan dihelat Pasar Rakyat Syariah serentak di enam kota besar selain DKI Jakarta untuk mendongkrak minat masyarakt terhadap keuangan syariah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya