SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Perubahan yang ditetapkan Pemerintah Pusat ini semata mendorong agar suku bunga kredit semakin kecil sehingga manfaatnya bisa diakses masyarakat secara maksimal.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harianjogja.com, JOGJA-Turunnya suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 12% menjadi 9% justru bisa menjadi ajang meningkatkan persaingan pelaku perbankan. Perubahan yang ditetapkan Pemerintah Pusat ini semata mendorong agar suku bunga kredit semakin kecil sehingga manfaatnya bisa diakses masyarakat secara maksimal.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Arief Budi Santoso mengatakan, seharusnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak perlu khawatir kalau turunnya suku bunga sebanyak 3% ini akan menutup akses debitur ke BPR. Menurutnya, BPR telah memiliki segmentasi pasar tersendiri sehingga bank yang biasa melayani debitur di level mikro ini lebih menguasai mekanisme penyaluran kredit untuk masyarakat. “Masing-masing sudah punya pasar sehingga tidak perlu khawatir,” tegasnya, Rabu (20/1/2016).

Dengan angka suku bunga KUR 9%, BPR tidak perlu khawatir karena suku bunga di BPR jauh lebih rendah yakni sekitar 3%. Hanya saja, kata Arief, sumber dana BPR memang didominasi dari deposito. Harapannya dengan penurunan suku bunga ini maka akan berdampak pada turunnya inflasi.

Menurutnya, suku bunga KUR yang rendah justru menjadi kesempatan bagi BPR dalam meningkatkan kecepatan layanan. “Taruhlah contoh di bank ini suku bunga 12 persen dan sehari cair. Sementara di bank itu suku bunganya 9 persen tapi tiga bulan baru cair. Tentu masyarakat bisa memilih sesuai layanannya,” tutur Arief. Dari analogi ini ia ingin menyampaikan bahwa BPR sudah memiliki pasar di level mikro dengan keunggulan kecepatan layanan.

Selain kecepatan layanan, kerjasama dengan bank umum penyalur KUR yakni BRI, BNI, dan Mandiri juga dapat dilakukan. Bentuk kerjasama berupa channeling seperti ini akan lebih melibatkan BPR dalam penyaluran KUR.

Menanggapi kerjasama seperti ini, Ketua DPP Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY Ascar Setiono mengaku siap melaksanakannya. Bahkan dirinya secara langsung telah dihubungi salah satu bank umum penyalur KUR yakni BNI Pusat untuk membantu menyalurkan KUR. “Kita lihat kriteria seperti apa yang diinginkan oleh bank umum. Nanti pasti ada kriterianya BPR seperti apa saja yang bisa ikut [menyalurkan KUR],” kata dia saat ditemui di gedung pertemuan Sarina Vidi Jl. Magelang Km.8, Sleman.

Ascar tak menampik jika turunnya suku bunga KUR menjadi tantangan bagi BPR. Persaingan untuk menggaet debitur akan semakin ketat. Oleh karena itu BPR harus berani atur strategi pemasaran dan berani menjalin kerjasama dengan bank umum dalam penyaluran KUR seperti dalam bentuk linkage.

Sinergi antara bank umum dan BPR seperti ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya