SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah (JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Kalangan perbankan mengutamakan nasabah dalam pelayanan penukaran uang baru daripada masyarakat umum. Prioritas itu digariskan manajemen perbankan karena jumlah uang baru yang tersedia terbatas.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Solo, Pangarso Yoga Muthodo, menyampaikan BPR saat ini masih fokus di pelayanan kepada nasabah, yakni nasabah dana (tabungan) dan nasabah kredit. Hal tersebut karena keterbatasan tempat dan keamanan. Oleh karena itu, pihaknya mengaku tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami belum sosialisasi ke masyarakat karena likuiditas terbatas dan keamanan juga minim. Kami fokus melayani nasabah terlebih dahulu, paling tidak bisa sedikit mengurangi antrean di BI [Bank Indonesia],” tutur Yoga saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/7/2014).

Yoga menyampaikan pecahan uang yang diajukan di BI juga disesuaikan dengan kebutuhan bank berdasarkan penghitungan pendataan yang dilakukan kepada nasabah yang membutuhkan. Dia menyampaikan, pengambilan uang pecahan kecil (UPK) oleh BPR dilakukan dua kali, yakni pada 8 Juli dan 15 Juli dengan total Rp33,9 miliar. Yoga menjelaskan UPK yang paling banyak diminati adalah pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000.

Pimpinan Cabang Bank Bukopin Solo, Dodi Firmansyah V.P, menuturkan sejak pekan lalu penukaran UPK mulai meningkat terutama dari kalangan perusahaan atau instansi dan akan terus meningkat menjelang Lebaran. Pihaknya memprediksi, mulai Selasa (15/7/2014) penukaran akan semakin meningkat mengingat pekerja sudah menerima tunjangan hari raya (THR).

Dia menyampaikan tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum karena jumlah ketersediaan UPK yang terbatas. Oleh karena itu, kebanyakan yang dilayani adalah nasabah tapi tidak menutup kemungkinan apabila ada masyarakat umum yang ingin menukarkan uang juga dilayani. Namun menurut Dodi, ada beberapa nominal UPK yang dibatasi jumlah penukarannya, terutama pecahan yang paling diminati, yakni Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000.

Sementara itu Kepala Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, tidak menampik perbankan lebih mengutamakan nasabah dari pada masyarakat umum. Meski begitu, hal tersebut cukup membantu mengurai kepadatan antrean di BI. Dia menjelaskan, hingga saat ini, realisasi pengambilan uang yang dilakukan oleh perbankan sebanyak 38% dari Rp2,5 triliun.

“Pecahan uang yang disalurkan ke perbankan meliputi uang pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000 senilai Rp2,5 triliun sedangkan pecahan kecil dibawah Rp20.000 disediakan Rp170 miliar. Kebutuhan perbankan ini sekaligus untuk mengisi ATM sehingga jumlah sangat besar,” papar Ismet saat ditemui di ruang kerjanya, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya