Solopos.com, SOLO – Kalangan perbankan optimistis penyaluran kredit perumahan dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan mendapat respons positif dari masyarakat. Kebutuhan untuk memiliki rumah dinilai masih tinggi, sehingga fasilitas pembiayaan rumah juga akan tetap dibutuhkan.
Pemimpin Bidang Pemasaran BNI Slamet Riyadi Solo, Lusiana Sulistyowati, mengatakan pada 2018, di kantornya telah menyalurkan pembiayaan FLPP sebanyak 93 unit. Kemudian untuk 2019 ditargetkan bisa menyalurkan 350 unit KPR bersubsidi. “Kami optimistis bisa tercapai,” lanjut dia kepada Promosi
Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sementara itu tahun ini Bank Mandiri juga melayani FLPP. Area Head Bank Mandiri Solo, Ony Suryono Widodo, mengatakan kriteria pengajuan FLPP di Bank Mandiri saat ini adalah pegawai dengan gaji minimal Rp1,5 juta dan maksimal Rp4 juta (rumah tapak) dan Rp7 juta untuk rumah susun. “Calon Debitur yang akan mengajukan FLPP juga diperbolehkan untuk melakukan penggabungan gaji antara suami dgn istri dengan catatan gaji calon debitur lebih besar dari pasangannya,” kata dia, Jumat. Calon debitur telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun di perusahaan dan bidang yang sama. Jangka waktu yang diambil maksimal 20 tahun.
Terkait rencana pengajuan FLPP dengan gaji sampai Rp8 juta, saat ini Bank Mandiri belum memiliki regulasinya. Namun jika kebijakan tersebut benar-benar direalisasikan, maka Bank Mandiri siap mendukung. “Tentunya kami akan mendukung secara penuh sesuai ketentuan yang berlaku,” kata dia. Dia juga mengatakan saat ini Bank Mandiri di Soloraya membuka diri terhadap developer FLPP untuk bekerja sama mewujudkan program pemerintah.