SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekonomi syariah (koperasi165.com)

Perbankan Jogja untuk BPD DIY syariah mandiri pada 2020

Harianjogja.com, SLEMAN—PT Bank BPD DIY menargetkan Unit Usaha Syariah (UUS) bisa berdiri sendiri pada 2020. Saat ini, PT Bank BPD DIY tengah mempersiapkan road map menuju target tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Utama PT Bank BPD DIY Bambang Setiawan mengatakan, saat ini Bank BPD DIY Syariah masih berstatus UUS. Namun, dalam road mapnya, UUS tersebut dicita-citakan akan menjadi bank tersendiri dan sepenuhnya menjadi bank syariah.

“Targetnya, Bank BPD DIY Syariah bisa bediri sendiri pada 2020 atau paling lambat pada 2023,” ujar dia ketika ditemui di Agrowisata, Bangunkerto, Turi, Sleman, Kamis (25/2/2016).

Bambang menjelaskan, Bank BPD DIY berani memasang target tersebut tak terlepas dari pertumbuhan induk dari UUS itu sendiri yakni Bank BPD DIY yang cukup pesat. Pertumbuhan tercatat sebesar 13% hingga 17% per tahunnya dan termasuk pemimpin pasar di DIY. Selain itu, pada akhir 2015 ada dukungan dari pemegang saham di mana modal inti Bank BPD DIY terus tumbuh menjadi Rp1,139 triliun.

Ia menyebutkan, perbankan syariah memiliki peluang besar meskipun saat ini masih kalah dengan bank konvensional. Pertumbuhan bank syariah di DIY lebih baik dibandingkan nasional yang mencapai 10%, sedangkan nasional hanya 8%. “BPD DIY Syariah sendiri pertumbuhannya per tahun rata-rata 37 persen,” ujar dia.

Untuk mencapai target tersebut, beberapa langkah yang diambil Bank BPD DIY adalah menyetor modal setiap tahun sebesar Rp50 miliar. Selain itu, Bank BPD DIY menggalang strategic investor untuk ikut menyertakan modalnya.

Selama sembilan tahun ini, BPD DIY Syariah menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Total aset per 31 Desember 2015  sebesar Rp498,9 miliar atau tumbuh 35,66%. Dana masyarakat yang berhasil dihimpun berjumlah Rp295,6 miliar atau tumbuh 37,6%. Pembiayaan yang disalurkan telah mencapai Rp336,6 miliar atau tumbuh  12,8% di mana kualitas pembiayaan yang terjaga dengan sangat baik karena hampir seluruhnya lancar. Adapun tingkat NPF atau kredit bermasalah hanya 0,64%.

Selain itu, saat ini Bank BPD DIY Syariah telah mampu menjangkau wilayah DIY secara lebih luas karena telah memiliki 31 kantor Layanan Syariah (office channeling) di seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Bank BPD DIY. Adanya kantor Layanan Syariah tersebut akan mempermudah akses masyarakat di seluruh wilayah DIY untuk menggunakan produk dan jasa bank  berdasarkan prinsip syariah.

Bank BPD Syariah juga terbukti konsisten utuk selalu menjalankan fungsi sejatinya sebagai sebuah bank yaitu menyalurkan dana dari masyarakat menjadi pembiayaan yang mampu menghidupkan bisnis di sektor riil. Adapun indikatornya adalah Financings to Deposit Ratio (FDR) yang mencapai angka rata-rata di atas 90%. “Ini berarti, hampir seluruh dana yang dihimpun dari masyarakat berhasil disalurkan mennjadi pembiayaan dengan kualitas yang baik,” ungkap dia.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY Himan Tisnawan mengatakan, data perkembangan perbankan syariah selama 2015 menunjukkan besaran aset untuk bank umum sebesar Rp4,386 triliun. Artinya ada peningkatan 15,13% atau Rp576,306 miliar. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan syariah oleh bank umum sebesar RpRp3,6 triliun atau naik 12,53%.

“Pembiayaan oleh bank umum syariah sebesar Rp2,7 triliun,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya