SOLOPOS.COM - Wakil Pemimpin Perusahaan PT Aksara Dinamika Jogja Lahyanto Nadie (kiri) berfoto bersama dengan Direktur Utama (Dirut) BPR Bhakti Daya Ekonomi (BDE) Tribowo (kanan) sdi depan kantor BPR BDE Pakem, Kamis (10/3/2016). (Bernadheta Dian Saraswati /JIBI/Harian Jogja)

Perbankan Jogja, BDE berusaha tampil beda.

Harianjogja.com, JOGJA-Persaingan industri perbankan dalam memberikan kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semakin ketat. Bahkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga 9% membuat bank-bank umum ikut berperan dalam menjangkau pengguna kredit kelas mikro. Hal ini membuat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) harus mencari celah agar kegiatan kredit bagi nasabahnya tetap berjalan.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Direktur Utama (Dirut) BPR Bhakti Daya Ekonomi (BDE) Tribowo mengatakan, dalam kondisi seperti ini BDE mencari celah dengan menyasar pemberian kredit kepada kelas menengah atas.

“Kita harus cari celah. Jangan main di mikro karena pemain mikro banyak yang main sperti BMT, koperasi dan BPR-BPR kecil,” kata Bowo saat menerima kunjungan Harian Jogja di kanrtornya Jl. Kaliurang Km.17 Pakem, Kamis (10/3/2016) pagi.

Pihaknya ingin melayani kredit di atas Rp500 juta yang tidak terjangkau oleh KUR, karena KUR sendiri hanya melayani kredit di bawah Rp500 juta Tentu layanan kredit ini diikuti dengan bunga yang levelnya lebih tinggi dari KUR. “Kita ingin [bunga kredit] 15 persen tapi sasaran kita di atas Rp500 juta,” tegasnya.
Menurutnya ketika dalam posisi seperti ini, di mana KUR menawarkan suku bunga dengan angka single digit, BDE justru jangan ikut menurunkan suku bunga. BDE yang sudah lahir sejak 1970 harus mampu bertahan dengan menjangkau kredit yang lebih besar.

Dengan cara melayani kredit di atas Rp500 juta, BDE tidak merasa kesulitan. Pasalnya selama ini kredit untuk nasabah lebih banyak diserap dari nasabah kelas menengah ke atas. “Banyak yang kenal [BDE] justru dari menengah ke atas terutama masyarakat Chinese karena kita dikenal di-funding-nya. Maka untuk landing kita juga perlu tingkatkan,” ungkap Bowo.

BDE juga mendapat nilai positif di antara industri perbankan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Angka kredit macet di bawah 2% membuat salah satu BPR ini banyak ditawari linkage dengan bank umum seperti Bank Niaga, BJB, dan BPD DIY.

Saat ini BPR BDE telah memiliki delapan kantor cabang yang tersebar di lima kabupaten/kota di DIY dan mempekerjakan 217 karyawan. Total aset yang dimiliki BDE mencapai Rp550 miliar. Strategi untuk mencapai aset Rp1 triliun yakni dengan menyasar nasabah kelas menengah atas dengan nominal kredit dan suku buinga yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya