SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan perbankan. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Perbankan Jateng yakni terkait kerja sama antara BPR dengan Bank Jateng ditingkatkan.

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jateng merevisi dan menambah kerja sama dengan Bank Jateng untuk meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Perbarindo Jateng, Dadi Sumarsana, mengatakan kerja sama apex bank dengan Bank Jateng telah dilakukan tapi pada Kamis (3/12/2015) direvisi untuk meningkatkan kinerja bank perkreditan rakyat (BPR).

Dia menjelaskan selama ini BPR menyetor simpanan wajib ke Bank Jateng senilai Rp30 juta dan akan mendapat perlindungan likuiditas hingga 10 kali lipat.

Namun pada kerja sama kali ini, simpanan wajib disesuaikan dengan aset BPR, yakni aset hingga Rp30 miliar memiliki kewajiban Rp30 juta, aset Rp30 miliar-Rp50 miliar menyetor Rp50 juta sedangkan diatas Rp50 miliar bisa menyetor Rp100 juta yang diendapkan selama enam bulan.

“Melalui kerja sama ini, Bank Jateng bisa mengumpulkan dana Rp13 miliar dari 262 BPR di Jateng dan dana perlindungan ke BPR bisa mencapai Rp40 miliar. Selain itu, ada juga kerja sama linked program penyaluran kredit sehingga diharapkan peran BPR sebagai pilar UMKM bisa terwujud,” ungkap Dadi di sela-sela acara Seminar dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Perbarindo Jateng di Lorin Hotel Solo.

Menurut dia, dana perlindungan yang diberikan Bank Jateng hanya terserap sekitar 20%. Hal tersebut dinilai positif karena menunjukkan BPR tidak mengalami kesulitan likuiditas.

Lebih lanjut, dia mengatakan Bank Jateng juga membantu untuk memberikan dana reguler kepada BPR. Bahkan kerja sama tersebut juga untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang menurut rencana Bank Jateng juga akan ikut menyalurkan pada tahun depan.

“Kerja sama juga meliputi pemanfaatan bersama ATM yang dimiliki Bank Jateng. Saat ini masih pengajuan ke Bank Indonesia. Harapannya bisa realisasi akhir tahun ini,” kata dia.

Menurut dia, penyaluran kredit kepada UMKM merupakan prioritas BPR untuk mendukung program Pemprov Jateng yang ingin meningkatkan usaha masyarakat. Namun tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi BPR meski tetap tumbuh tapi pertumbuhan ini mengalami perlambatan, dari biasanya mencapai lebih dari 15% tapi saat ini hanya kisaran 7%.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jateng dan DIY, Y. Santoso Wibowo, mengatakan kinerja BPR di Jateng hingga Oktober masih berada di bawah target, untuk aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit yang masing-masing baru 11,94%, 14,41%, dan 12,53%.

Dia mengungkapkan secara umum penyaluran kredit UMKM di Jateng sebanyak 34% dari total kredit yang disalurkan. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran paling dominan dengan penyaluran sebesar 65,5%. Namun sektor industri pengolahan, konstruksi serta listrik, gas, dan air cukup potensial untuk dikembangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya