SOLOPOS.COM - Ilustrasi logo OJK (Hukumonline.com)

Perbankan DIY terus meningkatkan kinerja namun  literasi keuangan warga masih rendah

Harianjogja.com, JOGJA– Literasi keuangan masih dinilai rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY akan terus melakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan, khususnya di DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

?Kepala? OJK DIY Fauzi Nugroho mengatakan, dari segi kepemilikan rekening bank, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain.

“Pemahaman terendah terjadi di pasar modal, karena hanya empat persen yang memahami. ?Karena pemahaman yang rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk keuangan itu juga rendah,” kata Fauzi, belum lama ini.

Sekadar diketahui, data OJK dari hasil survei 20 provinsi yang melibatkan 8.000 responden menunjukkan tingkat literasi keuangan cukup rendah.? Tercatat baru 22% responden yang memahami jasa perbankan, 18% paham tentang produk dan jasa asuransi, 15% responden memahami pegadaian, 10% memahami lembaga pembiayaan,  7% yang memahami dana pensiun dan 4% responden yang memahami pasar modal.
?
Kondisi tersebut menjadi motivasi bagi OJK DIY untuk terus melakukan edukasi keuangan, penambahan fasilitas ke publik, pemetaan informasi keuangan, menyempurnakan kebijakan dan peraturan.

“Selain itu, kami juga akan melakukan peningkatan intermedias dan distribusi dana dan upaya perlindungan bagi dua pihak konsumen atau nasabah maupun lembaga perbankan.? Ini semua dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan di DIY,” ujarnya.

Dia menyontohkan, penduduk DIY yang masih terbatas kepemilikan rekening banknya terutama yang tinggal di wilayah pinggiran seperti Gunungkidul dan Kulonprogo. Kedua lokasi tersebut akan menjadi salah satu fokus peningkatan literasi keuangan yang akan dilakukan OJK.

“Bank Dunia menyebut beberapa kriteria sehingga sebuah bangsa bisa dianggap beradab. Keempatnya, meliputi adanya tempat penyimpanan dana, adanya tempat penyaluran dana atau kredit, keberadaan asuransi, serta adanya dana pensiun,” papar Fauzi.

Terkait rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pasar modal, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY segera memfasilitasi program pendidikan terkait cara berinvestasi di pasar modal. Hal itu dilakukan, selain untuk meningkatkan peminat pasar modal, juga bertujuan meningkatkan profesionalisme para pelaku pasar modal.

“Kami menggandeng The Indonesia Capital Market Institute untuk melaksanakan program tersebut. Kami akan bekerjasama dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di DIY,” kata ?Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza.

Menurutnya, selain memberikan edukasi kepada masyarakat, program itu juga akan diberikan kepada para karyawan perusahaan sekuritas. Mereka akan dibekali pemahaman untuk membantu mengedukasi masyarakat agar melek berinvestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya