SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Ada beberapa situasi yang hampir mirip antara insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airline, Minggu (10/3/2019), dengan jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP 29 Oktober 2018 lalu. Kedua pesawat itu sama-sama jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Kebetulan, kedua pesawat tersebut sama jenisnya, yaitu Boeing 737 MAX. Tragedi di Ethiopia ini menjadi kecelakaan kedua yang dialami oleh pesawat Boeing 737 MAX.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kecelakaan hari ini, pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 itu berangkat dari bandara di Addis Ababa pada pukul 08.38 waktu setempat. Pesawat kemudian hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 08.44 waktu setempat.

Artinya, pesawat ini hanya mengudara selama kurang lebih 6 menit. Kejadian hampir sama terjadi pada pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2019) lalu. Saat itu, pesawat dengan nomor penerbangan JT-610 itu berangkat pada pukul 06.10 WIB. Lalu pesawat hilang kontak pada pukul 06.33 WIB.

Selain sama-sama terjadi hanya beberapa saat setelah lepas landas, kedua pesawat tersebut juga menunjukkan ketidakstabilan sebelum jatuh. Flightradar24 melalui akun Twitter menyebutkan data penerbangan ET-302 hari ini yang mereka terima menunjukkan kecepatan vertikal (vertical speed) tidak stabil.

Additional data from Flightradar24 ADS-B network show that vertical speed was unstable after take off,” kicau akun @flightradar24, Minggu.

Selain vertical speed yang tidak stabil alias naik turun, ketinggian pesawat juga naik turun. Misalnya pada pukul 05.39.55Z waktu setempat, pesawat berada di ketinggian 8.150 kaki. Namun, ketinggian pesawat turun hingga ketinggian 7.700 kaki pukul 05.40.16Z, sebelum naik lagi menuju 8.600 kaki.

Sedangkan pada pesawat Lion Air nomor registrasi PK LQP 29 Oktober 2018 lalu, ketinggiannya juga tidak stabil. Pesawat ini sempat mencapai ketinggian 5.450 kaki ketika berada di atas Kota Tangerang dengan kecepatan 294 knot. Namun setelah itu pesawat turun hingga di posisi 5.052 kaki dengan kecepatan 292 knot tepat di atas Kepa Duri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Berikutnya, pesawat itu terpantau kembali naik ke ketinggian 5.250 kaki dengan kecepatan 287 knot ketika berada di atas kawasan Daan Mogot, lalu turun lagi di 5.050 kaki dengan kecepatan 318 kaki saat berada di barat Waduk Pluit.

Bedanya, kecepatan pada pesawat Ethiopian Airlines ET-302 sebelum hilang kontak cenderung terus naik. Hal ini berbeda dari Lion Air PK LQP yang kecepatannya naik turun.

Belum ada kesimpulan atau dugaan penyebab pesawat ET-302 jatuh saat membawa ratusan penumpang itu. Pihak Boeing telah merilis pernyataan resmi bahwa mereka akan membantu penyelidikan.

“Boeing sangat berduka mendengar hilangnya penumpang dan kru Ethiopian Airlines penerbangan 302, sebuah pesawat 737 MAX 8. Kami juga menyampaikan simpati yang mendalam kepada keluarga dan keluarga penumpang serta kru pesawat, dan siap membantu tim Ethiopian Airlines. Tim teknik Boeing sedang disiapkan untuk menyediakan bantuan teknis jika diminta dan di bawah arahan Badan Keamanan Transportasi Nasional AS,” demikian pernyataan resmi Boeing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya