SOLOPOS.COM - Motor mengisi bahan bakar di SPBU Jl Bhayangkara, Solo, Minggu (25/11/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Harianjogja.com, JOGJA– Larangan kendaraan berat di atas 10 ton melintasi Jembatan Comal, Pemalang selama perbaikan, berdampak pada pengalihan arus dari Jalur Pantura ke jalur Selatan. Penjualan solar pun meningkat hingga 50%.

Menurut Pengelola SPBU Kedundang, Wates, Kulonprogo, Sukamto, pengalihan arus tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi solar bersubsidi di SPBU yang dikelolanya. Pasalnya, kendaran berat seperti truk-truk besar membeli solar di SPBU jalur Selatan. Kenaikan konsumsi solar, kata Sukamto, mencapai 50% dibandingkan hari-hari biasa.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Kalau pada hari normal kami mampu menjual solar rata-rata empat ton dalam sehari, dengan pengalihan arus tersebut, saat ini rata-rata penjualan solar mencapai enam ton,” ujar Sukamto saat dihubungi Harianjogja.com, Selasa (12/8/2014).

Dijelaskan Sukamto, meski terjadi peningkatan permintaan solar namun pasokan dari Pertamina dinilai masih aman dan lancar. Bahkan, pihaknya mendistribusikan kuota cadangan yang dimiliki SPBU.

“Dalam seminggu Pertamina mengirim solar sebanyak empat kali. Sampai saat ini, distribusi solar masih aman meskipun ada peningkatan konsumsi,” tandasnya.

Menurut dia, Pertamina akan siap memasok berapapun kebutuhan solar selama proses pengalihan arus akibat amblasnya jembatan Comal.

Sementara, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto mengatakan, meski ada kenaikan konsumsi solar bersubsidi akibat pengalihan arus tersebut, namun kenaikannya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap penjualan solar di DIY.

“Kalaupun ada kenaikan, secara umum kenaikannya hanya 1-2% saja. Tidak terlalu signifikan,” kata Siswanto.

Dia mengatakan, pasokan solar tetap akan dipenuhi oleh Pertamina. Meskipun ada kebijakan pembatasan pembelian Solar bersubsidi untuk tiga SPBU di DIY, namun hal itu bukan hal yang

perlu dipersoalkan. Sebab, wilayah DIY tidak termasuk cluster pembatasan pembelian solar bersubsidi seperti Kalimantan.

“Terkait kuota dan konsumsi solar bersubsidi akibat pengalihan arus ini, tentu Pertamina sudah memikirkan masalah kuota solar hingga akhir tahun. Masyakat tidak perlu kawatir,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya